Minggu, 22 Januari 2012

even though I badly let me be myself, I'm proud, I’m happy !!!

Bahagia, sebuah kata yang diidamkan banyak orang. Bahagia berarti dalam keadaan atau perasaan senang  dan tenteram serta bebas dari hal yang menyusahkan. Yang jadi masalah, bagi tiap tiap manusia definisi mengenai hal yang meyusahkan , pastilah berbeda.  Abraham Maslow, pakarnya teori kebutuhan manusia, menjelaskan manusia memiliki tingkatan kebutuhan. Orang yang belum terpenuhi kebutuhan dasarnya akan mendefinisikan kesusahan sebagai kondisi  dimana ia kekurangan makanan, minuman, tidak punya rumah dan lain lain.  Lalu jika semua keadaan di atas sudah terpenuhi, akankah manusia menjadi bahagia? Ternyata tidak juga,  banyak dari manusia yang terlihat berkecukupan , namun mereka masih menemukan kekosongan jiwa.
Apa sebenarnya yang jadi masalah mereka yang jiwanya kosong? Bahagianya seseorang bergantung pada orientasi hidupnya, yaitu bisa berupa hal yang bersifat material, spiritual ataupun fungsi atau peran.  Nah disinilah letak perbedaannya, banyak manusia terlalu terpaku pada hal hal di luar diri kita dalam mencari kebahagiaan, bukan membenahi  orientasi kebahagiaan kita. Banyak yang menyikapi bahagia dengan persaingan dengan manusia lain, seperti bersaing dalam harta, jabatan dan popularitas. Bahkan persaingan ini seakan menjadi orientasi kehidupan, tanpa menyadari seharusnya bersyukur atas apa yang didapat.
Sekedar cerita tentang Nasruddin Hoya yang sekiranya pas bagi kehidupan kita.
Suatu hari , Nasruddin yang telah berjam jam mengorek halaman rumahnya yang penuh pasir, ditanya oleh  tetangganya . Sang tetangga rupanya merasa iba, melihat hari sudah semakin gelap dan apa yang dilakukan Nasruddin tak kunjung selesai.
“ Apa yang engkau cari wahai Nasruddin, ber jam jam engkau mengorek pasir dihalaman rumahmu?
“Sebatang Jarum milikku jatuh “ sahut Naruddin.
“ Jarumnya jatuh dimana?” Tanya sang tetangga.
“ Didalam rumah” jawab Nasruddin.
“ Kalau jatuh didalam , kenapa engkau mencarinya diluar??
“ Karena didalam rumah sangat gelap, dan diluar terang “ sahut Nasruddin tanpa rasa bersalah.

Nah, Begitulah kita, sering mencari kebahagiaan di luar diri kita, melalui harta, popularitas , jabatan ,dan persaingan dengan manusia lain. Padahal sumber kebahagiaan itu ada di dalam diri kita sendiri. Buat apa kita jauh jauh  mencari jika sumbernya ada didalam Hati!!


even though I badly let me be myself, I'm proud, I’m happy. . . . . .
biarpun aku jelek biarkanlah aku menjadi diriku sendiri, aku bangga, aku bahagia. . . .
(PATRICK STAR _ AKU BANGGA DAN AKU BAHAGIA!!! )

Selasa, 17 Januari 2012

Gusti Allah Kie Ora Sare , Lee. . .

Banyak orang berfikir dalam hidup mereka, sebenarnya apa yang diinginkan Tuhan sehingga mereka dihadapkan pada masalah yang begitu berat. Itu pula yang menjadi pertanyaan saya selama ini. Apa benar Tuhan itu tahu apa yang saya rasakan dari masalah masalah yang saya hadapi sekarang? Ataukah Tuhan sudah yakin, bahwa saya mampu menyelesaikan masalah itu?Sabar sejenak kawan, kita bisa menjawabnya satu persatu.Mulailah dengan mengkondisikan diri anda pada satu titik yang kita anggap sebagai zona wajar.

Zona wajar ini merupakan titik dimana kita merasa nyaman sampai batas kejenuhan tertentu. Batas kejenuhan ini yang seringkali diwujudkan dalam sikap manusia yang mengeluh, mempertanyakan keputusan Tuhan dan mulai berandai andai jika masalah itu tidak ada. Mengeluh, wajar bagi manusia, tapi wajarkah jika itu dilakukan tiap hari? Hanya orang yang bodoh yang mengeluh setiap hari, ini pendapat saya pribadi tentunya. Coba dibayangkan saja, berapa waktu anda yang terbuang hanya dengan 1 keluhan tiap hari.Mengeluh tak akan menyelesaikan masalah kawan, cuma menambah pikiran anda menjadi jenuh.

Mempertanyakan keputusan Tuhan adalah hal lain lagi. Semua yang kita jalani sekarang , ya merupakan keputusan Tuhan yang terbaik tanpa bisa disangkal lagi.Anda begitu teracuni pikirannya, sampai berani meragukan Yang Maha Tahu atas semua yang terjadi pada makhluqNya. Beranikanlah diri anda untuk menghadapi semua yang ada dihadapan anda. Keluarlah dari zona wajar, berusaha dan berupaya sampai batas kemampuan anda yang paling jauh. Tuhan selalu bisa membantu kita, dengan tanganNya ataupun perantara makhluq ciptaanNya.

Dari semua yang ada diatas, semuanya mengarah pada satu kesimpulan. Dunia memang penuh dengan ketidakadilan, kepalsuan, kebohongan dan tentu saja kemunafikan. Manusia sebagai Animal of Problematic, selama hidup tidak bisa lari dari masalah, kecuali sudah mati, itupun ada yang dikejar masalah hingga liang kubur. Masalah bukan sesuatu yang menakutkan untuk dihadapi. Karenanya manusia lebih dewasa dalam menjalani hidup. Seperti yang orang tua sering menasehatkan " Gusti Allah kie ora sare " atau Tuhan itu tidak pernah tidur. Tuhan selalu punya cara untuk membuat makhluqNya merasakan hidup dan menyelesaikan masalah. Atau seperti ungkapan dari Leon Tolstoy, " Tuhan tahu ,tapi menunggu". Tuhan tahu apa yang terjadi pada setiap makhluqNya, tapi untuk memberi petunjuk, ada upaya yang harus dilakukan umatNya. Bukan sekedar berpangku tangan dan berharap masalah selesai dengan sendirinya.

Cukup sampai disini saya berlagak layaknya M*rio T*guh. Dipikir pikir mudah bagi beliau untuk menasehati kita, tapi sulit untuk menjalaninya. Tetap semangat. . . Fighting!!!!!



Jumat, 13 Januari 2012

MUSLIM PATTANI, MINORITAS DI NEGERI GAJAH PUTIH

Secara historis Pattani yang terletak di selatan Thailand mungkin pernah menjadi wilayah nusantara pada zaman Sriwijaya ataupun Majapahit. Secara faktor sosial budaya, Pattani lebih condong ke arah melayu mengingat selain kesamaan bahasa dan budaya, masyarakat Pattani juga kebanyakan Muslim seperti penduduk Indonesia dan Malaysia. Ini kontras dengan kebanyakan warga Thailand yang menganut agama Budha sebagai agama negara. Suasana Pattani pun berbeda, budaya muslim begitu terasa. Kaum wanita mengenakan jilbab, sementara yang laki laku memakai kopiah putih dan memakai sarung. Tua muda berseliweran dengan berjalan kaki, naik motor tanpa helm, ataupun dengan angkutan umum. Penduduknya lebih banyak berkomunikasi dalam bahasa Melayu ketimbang bahasa Thai yang terdengar sengau. Namun, bahasa Melayu Pattani terdengar berbeda dibandingkan dengan Melayu serumpun di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Perjalanan masyarakat Pattani sangatlah jauh berbeda dengan masyarakat Thailand kebanyakan. Pada mulanya Pattani adalah sebuah kerajaan Islam. Pada tahun 1457, daerah Pattani berpenduduk mayoritas Melayu Muslim. Mengutip buku Thailand 2007 yang diterbitkan pemerintah setempat, Provinsi Pattani memiliki penduduk mayoritas muslim. Bersama dengan Provinsi Songkhla, Yala, dan Narathiwat, keempatnya dijuluki sebagai Pattani Darussalam yang berarti gabungan dari empat provinsi mayoritas muslim di selatan Thailand .
Keadaan mulai berubah ketika Kerajaan Siam ( Thailand ) pada 1875 datang dan menguasai Pattani. Perkembangan selanjutnya ketika Inggris datang dan menguasai Semenanjung Malaka dan ini membuat sebuah perjanjian tentang pembagian kekuasaan. Wilayah Pattani tetap dikuasai Thailand, sedangkan Perlis dan daerah yang menjadi negara Malaysia sekarang dikuasai Inggris. Pattani yang secara etnis dan budaya berbeda dengan kebanyakan penduduk Thailand menjadi masalah tersendiri. Pada awalnya, meskipun terjadi pertentangan, tidak sampai membesar seperti sekarang ini. Thailand pada perkembangannya memberikan banyak diskriminasi kepada penduduk Muslim Pattani. Akibatnya tidak sedikit gelombang protes dan perlawanan kepada Pemerintah Thailand untuk menuntut perbaiakan dan persamaan hak bahkan untuk mendapatkan kemerdekaan.
Diskriminasi ini berwujud pada ketidak adilan dalam pembangunan dan pemerataan kemakmuran bagi masyarakat Pattani. Masyarakat Muslim Pattani sering diperlakukan tidak adil dalam berbagai bidang kehidupan. Pembangunan di Pattani tidaklah seperti wilayah Thailand lain. Keberadaan masyarakat yang berbeda membuat Thailand seperti setengah hati dalam menghidupi masyarakat Pattani. Bahkan secara eksplisit, masyarakat Pattani dibelenggu kebebasannya khususnya dengan pemberlakuan Undang Undang yang silih berganti semakin menambah penderitaan masyarakat Pattani, yaitu (1) Darurat Militer, (2) Darurat Sipil, dan (3) Undang-Undang Terorisme.
Perlawanan masyarakat Pattani dalam menuntut hak mereka memang baru berkembang setelah periode 90an. Masuknya gerakan fundamental yang membawa perjuangan menjadi lebih modern dan terorganisir. Akan tetapi perlu diingat peranan para ulama dan kaum terpelajar dalam perjuangan ini begitu penting. Ulama menjadikan pesantren sebagai basis penggemblengan akidah dan akhlaq kaum muda , yang menjadi dasar perjuangan muslim Pattani. Akibatnya bisa ditebak, dengan pembatasan akan kebebasan bagi masyarakat Pattani, malah menjadi penyemangat bagi mereka untuk maju. Keinginan untuk memiliki sebuah pemerintahan yang mengakomodir kepentingan kaum Muslim Pattani  menjadi sebuah masalah tersendiri bagi pemerintahan yang melabeli perlawanan Muslim Pattani dengan sebutan “ teroris “. Perkembangannya konflik saat ini membawa masyarakat Pattani pada perjuangan tanpa henti dengan dimotori para ulama.Ulama Pattani pun menjadi semacam rebutan bagi pemerintah Thailand untuk mencari simpati dan dukungan. Sehingga dalam golongan ulama Pattani sendiri terbagi bagi menjadi 3 kelompok yaitu yang mendukung perjuangan, mendukung pemerintah Thailand dan yang berada diantara keduanya.
Ulama yang pertama adalah ulama yang berjuang langsung mengangkat senjata. Di siang hari, mereka berprofesi sebagai pendidik, pengacara, pebisnis atau bahkan pengasuh pondok pesantren sekalipun. Namun pada malam hari mereka menenteng senjata dan terjun langsung ke medan pertempuran. Ciri-ciri gerakan ini adalah, mereka menitikberatkan pada doktrin yang mengandung pokok pokok perjuangan jihad. Mereka juga menolak pembangunan atau rencana pembangunan dari pemerintah Thailand yang mereka anggap sebagai kepanjangan dari bangsa Barat. Bagi mereka nasib muslim Pattani harus mereka perjuangkan sendiri dan bukan bergantung pada pemerintah Thailand.
Ulama yang kedua adalah ulama yang pro terhadap pemerintah Thailand. Pada dasarnya Thailand tidak membatasi kebebasan penduduknya dalam beragama, akan tetapi pada perkembangan selanjutnya ada berbagai ketidak adilan yang diterima kaum muslim di Thailand selatan. Ini bisa diakibatkan dengan tekanan dari berbagai pihak terutama kalangan politisi yang pro barat. Kelompok ulama yang merasa tidak mendapat tentangan dari pemerintah menjadi pendukung dari pemerintah Thailand. Mereka menjadi corong pemerintah dalam kebijakannya terkait kawasan Pattani. Pendirian mereka, Islam mengajarkan untuk menjunjung tinggi pemimpin suatu negeri, meskipun itu berbeda keyakinan, sehingga menghiondari konflik dengan pemerintah.
Sedangkan tipe yang ketiga adalah ulama yang menentang sesuatu yang dianggap berlebihan kepada kaum Muslim Pattani, tetapi bila ada kebijakan yang dirasa cukup menguntungkan bagi kepentingan bersama mereka akan menjadi pendukung dari pemerintah Thailand. Sebenarnya dalam perjuangannya ulama ulama di Pattani dilakukan dengan sembunyi sembunyi, mengingat banyaknya militer Thailand yang dikirim ke kawasan Pattani. Kawasan Pattani seolah olah menjadi daerah peperangan mengingat banyaknya personil militer yang dikerahkan. Bahkan di tiap jalan jalan utama selalu dipenuhi dengan pos pos penjagaan yang memeriksa setiap kendaraan yang melintas.
Meskipun secara umum situasi Pattani tampak tenang, tetapi seakan menjadi sebuah bom waktu yang siap meledakkan potensi konflik terbuka setiap saat. Masyarakat Pattani yang hidup dalam ketakutan ( mirip suasana Aceh yang agamis pada masa Daerah Operasi Militer ) oleh pengawasan dari militer Thailand. Kehidupan pun berjalan seperti penuh dengan kewaspadaan akan terjadi suatu peperangan. Diperlukan suatau dukungan bagi kedua pihak untuk mendapatkan apa yang selama ini menjadi tujuan sehingga membawa keadilan bagi kedua pihak yang bertikai.


Sumber terkait :
Majalah Sabili no 21 , 7 Mei 2009 “Hancurnya Pondok Kami” oleh Mahmudah Ahmadiah
Tempo no 39, 2 Januari 2008, “ Muslim Pattani, Sebuah Perjuangan” oleh Eko Setiawan
Arrahmah Media, 15 Oktober 2008 “ Ulama dalam Perjuangan Muslim Pattani”

Selasa, 10 Januari 2012

HANNIBAL BARCA ,PENAKLUK EROPA YANG TERLUPAKAN

Sekilas Hannibal Barca
Bangsa Phunisia, diperkirakan berasal dari Lembah sungai Nil, Eufrat dan Tigris. Tetapi ada juga yang menyebutkan bahwa Orang Phunisia berasal dari wilayah Suriah. Bangsa Phunisia dikenal sebagai pedagang dan pelaut yang ulung. Keberhasilan ini mendorong mereka melakukan kolonisasi, dariwilayah Mediterania Timur hingga Afrika dengan Kartago sebagai yang utama. Kartago adalah sebuah kota kuno di Afrika Utara, yakni di sisi timur Danau Tunis, sekarang dekat kota Tunis di Tunisia. Istilah Kartago juga digunakan untuk kawasan pengaruh dari peradaban Kartago pada masa lampau. Kartago didirikan sekitar abad ke 9 SM, masyarakat penyokong peradabannya adalah bangsa Phunisia yang menyebar dari daerah pesisir Asia Kecil (sekarang Lebanon), menyusuri pantai Afrika utara hingga ke Pulau Malta, Sisilia dan Sardinia. Kartago kemudian menjadi basis untuk mendirikan Kerajaan Kartago yang menguasai daerah Mediterania. Keberadaan Kartago menjadi ancaman bagi Republik Romawi di utara, tepatnya ItaliaKota ini kemudian menjadi kaya dan besar serta memiliki pengaruh yang kuat di Laut Tengah sampai dengan kehancurannya di Perang Punisia III. Meski demikian, Roma kemudian mendirikan kembali kota ini dan menjadikannya sebagai salah satu kota terpenting di Kerajaan Romawi sebelum kemudian kembali hancur untuk kedua kalinya[1].
Hannibal Barca (247 SM-183 SM) adalah seorang pemimpin militer di Perang Punisia Kedua dan seorang politisi, kelak dia juga bekerja di profesi yang lain, dia disebut-sebut sebagai salah satu dari pemimpin perang terhebat sepanjang sejarah. Dia hidup saat waktu tegang di Mediterania, ketika Romawi (lalu republik Romawi) membangun kekuatannya melewati kekuatan besar lain seperti Kartago, Macedonia, Syracuse, dan kerajaan Seleucid[2]. Dia adalah salah satu pemimpin Kartago yang paling terkenal. Pencapaiannya yang paling besar adalah ketika meletusnya Perang Phunisia, ketika dia membawa pasukan yang mengandung gajah perang dari Iberia melewati Pyrenees dan Alps sampai bagian utara Itali.
Bangsanya, Phunisia, adalah bangsa yang kaya, gagah perkasa. Menguasai laut tengah. Sebagai bangsa pedagang, mereka menjelajahi lautan, mengumpulkan kekayaan dan menguasai perdagangan di laut tengah yang makmur. Tapi diseberang lautan sana, ada sebuah bangsa yang sedang tumbuh. Mereka menerapkan demokrasi yang diadopsi dari Yunani, menjadi republik sebelum akhirnya ratusan tahun kemudian Augustus mencengkeram dan meminta dijadikan kaisar. Bangsa yang gagah perkasa ini memulai ekspansinya, menaklukkan wilayah sekitarnya. Roma berhasrat untuk menjadi yang nomor satu, penguasa disemua bidang. Dan itu tak bisa hanya dipenuhi dengan kuat saja tapi juga harus kaya. Dan dimasa itu, satu-satunya jalan untuk menjadi kaya adalah dengan menguasai perdagangan. Tapi disini sudah ada bangsa lain, Phunisia. Maka Romawi mengerahkan seluruh kekuatannya menyerang Kartago, ibukota Phunisia. Ini seperti pertaruhan terakhir. Siapa yang menang akan menjadi penguasa laut tengah. Dan Phunisia kalah. Kartago hancur lebur. Kekayaannya diambil paksa. Dan walaupun Kartago tak berakhir, seluruh dunia tahu siapa penguasa sesungguhnya
Selama invasinya di Italia, dia mengalahkan prajurit Romawi di beberapa pertempuran, termasuk yang di Sungai Trebia, Trasimene dan Cannae. Sesudah Cannae, kota terbesar di Itali yaitu Capua mengikuti Hannibal melalui penyebrangan dari Roma. Hannibal kekurangan perlengkapan yang dibutuhkan untuk menembus kota Roma yang sangat dipertahankan. Dia membangun prajurit di Italia lebih dari satu dekade sesudah itu, tidak pernah lupa kewajiban utamanya, tetapi tidak pernah bisa menekan perang sampai menghasilkan kepastian. Selama periode itu, prajurit Romawi kembali berkumpul. Invasi balasan dari Romawi di Afrika Utara memaksa dia untuk kembali ke Kartago, dimana dia dikalahkan di pertempuran Zama. Kekalahan itu memaksa Senat Kartago untuk mengirim dia ke pengasingan. Selama pengasingan ini, dia tinggal di Istana Seleucid, dimana dia bertindak sebagai penasihat militer Antiochus III saat perangnya melawan Romawi. Karena kekalahannya di pertarungan maritim, Hannibal melarikan diri lagi, kali ini ke Istana Bithynian. Ketika Romawi meminta dia menyerah, dia lebih memilih melakukan bunuh diri daripada setuju untuk menyerah[3] 
Kehidupan Hannibal
Hannibal adalah anak tertua dari Hamilcar Barca. Hamilcar menambahkan wilayah-wilayah baru  kerajaan Phunisia. Sejarawan Romawi Livy menyebutkan bahwa ayah Hannibal memaksa anaknya untuk berjanji meneruskan kebencian terhadap Roma. Ini mungkin sebuah pembenaran, tapi mungkin ada beberapa kebenaran dalam cerita: orang Kartago memiliki alasan yang sangat baik untuk membenci musuh-musuh mereka.
Ketika Hamilcar meninggal (229), Hannibal masih dianggap belum mampu meneruskan kekuasaan ayahnya, maka politikus Hasdrubal Fair , mengambil alih komando. Gubernur baru mencoba memperkuat  posisi Kartago dengan cara diplomatik, antara yang kawin campur antara Kartago dan Iberia. Hannibal dinikahkan dengan seorang putrid dari sana ,yang membuat pengaruhnya cukup kuat di Iberia..
Pada tahun 221, Hasdrubal dibunuh dan oleh para prajurit Kartago , Hannibal yang memiliki pengaruh di Iberia terpilih sebagai komandan mereka, Tahun berikutnya, ia dikepung Saguntum, sekutu Romawi.. Sejak Roma diduduki dengan tidak mampu untuk mendukung kota, Saguntum jatuh setelah blokade delapan bulan atas kota itu. Hal ini menimbulkan kontroversi karena sebelumnya telah ada perjanjian tentang Saguntum dan penyerangan Saguntum merupakan pelanggaran dari perjanjian antara Hasdrubal dan Republik Romawi. Masalah ini menjadi berlarut larut dan tidak terselesaikan dan menjadi awal perang Phunisia ke 2. Faktanya adalah, bagaimanapun, bahwa orang-orang Romawi merasa tersinggung, dan menuntut Hannibal untuk diekstradisi oleh pemerintah Kartago[4].
Hannibal merasa malu dan tidak dihargai. Kemenangannya dalam perang tidak dianggap. Bagaimanapun dia adalah jenderal Phunisia saat itu. Dan Hannibal pun bersumpah akan mengalahkan Romawi ditanahnya langsung dan mengembalikan kejayaan negeri Phunisia. Hannibal tahu dia tak akan menang jika berkonfrontasi langsung. Maka dia ingin mencoba menyerang dari dua arah. Dari laut dan dari darat. Dari laut langsung ke kota Roma, dan dari darat dari belakang punggung Romawi di daratan Eropa. Masalahnya Phunisia di benua Afrika dan Romawi di benua Eropa. Bagaimana peperangan ini bisa berlangsung? 
Peperangan dengan Roma
Hannibal membawa pasukannya menyeberangi selat Gilbratar dan mendarat di semenanjung Iberia yang tentu saja saat itu masih kosong tak berpenghuni. Kemudian Hannibal berkonsolidasi. Kebetulan di Iberia, kaya dengan pertambangan perak dan bijih besi. Maka perlahan-lahan ia bisa mengumpulkan kekayaan, memperkuat pasukannya dan memperluas kekuasaan Phunisia. Dari semenanjung Iberia, ia bergerak, berhasrat mencapai mimpinya untuk menguasai Romawi.
Ternyata disini ketangguhannya teruji. Kekuasaan Phunisia meluas. Ia tak terkalahkan. Namanya pun menjadi harum, ia sangat di puja di negeri asalnya. Di masa ketika kekayaan dan kekuatan dipandang lebih baik dari segalanya, maka sang pemenang pun akan terbang ke langit. Namanya tak cuma populer di Phunisia. Romawi sebagai musuhnya juga merasakan hal yang sama. Bedanya, disini namanya di sebut dengan penuh ketakutan. Sebab musuh yang mengancam tak hanya ada di ujung laut sana tetapi juga ada di belakang daratan. Maka para senator pun berunding mencoba mencari tahu apa yang harus dilakukan. Tak ada jalan lain, Hannibal harus dihentikan. Maka senator Scipio ditunjuk sebagai komandan Romawi[5].
Ketika masih ada pertentangan tentang nasibnya di Kartago, Hannibal terus memperluas wilayah dan kekuatan wilayah Kartago: maka ia menunjuk saudaranya Hasdrubal  sebagai komandan di Iberia, dan pada bulan Mei 218 ia menyeberangi sungai Ebro untuk menyelesaikan penaklukan Semenanjung Iberia .Setelah mendengar berita itu, Roma menyatakan Perang Phunisia Kedua dan dikirim bala bantuan ke Sisilia, di mana mereka bias memecahkan kekuatan Kartago dan bias menguasainya.
Hannibal memberhentikan pasukannya di Catalonia, dan memutuskan untuk meneruskan perang dengan sebuah cita cita menginvasi Italia. Dalam sebuah gerakan kilat, ia menyeberangi Pyrenees dengan 50.000 tentara infanteri, 9.000 kavaleri dan 37 gajah, dan berikutnya, ia menyeberangi sungai Rhône (di Arausio, modern Orange ), mengangkut gajah di seberang air di rakit besar. Dan dengan tekad yang kuat, melawan dinginnya salju  ia menyeberangi pegunungan Alpen. Pada bulan Oktober 218, 38.000 tentara dan 8.000 telah mencapai dataran sepanjang sungai Po di sekitar kota Turin Italia. Dataran sepanjang Po dihuni oleh Galia yang baru saja mengalami peperangan dengan Roma, dan dan bersedia berganbung dengan pasukan Hannibal
Bangsa Romawi menyadari bahaya yang mungkin ditimbulkan Hannibal dengan dukungan Galia menjadi pemberontakan, dan segera mengirim pasukan untuk mencegah hal ini,. Tetapi dalam keterlibatan kavaleri di sungai Ticinus (timur Turin), orang Kartago mengalahkan lawan Romawi. Segera, sekitar 14.000 Galia sukarela untuk bergabung dengan peperangan di bawah Hannibal. Berkat bantuan mereka, Hannibal meraih kemenangan kedua di sungai Trebia (Barat Piacenza modern), mengalahkan tentara Romawi yang telah dilengkapi dengan pasukan yang telah dikirim ke Sisilia awal tahun (Desember 218).
Pada awal musim semi 217, Hannibal meninggalkan kuartal musim dingin di Bologna, melintasi Apennines dan Etruria rusak (Tuscany modern).  Dalam peperangan, ia kehilangan mata (meskipun beberapa sejarawan mengklaim bahwa ia menderita opthalmia). Bangsa Romawi melakukan serangan balasan dengan kekuatan 25.000 orang, tetapi konsul dan pemimpin mereka , Gayus Flaminius, dikalahkan dan dibunuh dalam serangan antara bukit dan danau Trasimene[6] .
Pada 216, Romawi memutuskan waktu itu telah datang untuk memecahkan masalah dengan satu pertempuran besar. Tidak mengambil risiko, dua konsul mengirim tentara tidak kurang dari 80.000 orang, sementara itu tentara Hannibal dihitung sekitar 50.000 orang. Pada bulan Juli, Roma ditembaki tentara Kartago di lingkungan Cannae di pantai timur Italia; Strategi Hannibal sukses. Dia membiarkan pasukan Romawi menyerang ke tengah pasukaknnya, sementara perlahan pasukan kavaleri Kartago mengepung dari arah samping. Sehingga lama kelamaan pasukan Roma terkepung ditengah dan dengan mudah dihancurkan.
Sardinia memberontak; Capua menjadi ibukota Hannibal di Italia. Kakaknya Mago Barca dikirim ke Kartago untuk mengumumkan kemenangan ini. Dia membuat semua terkesan ketika ia menuangkan ratusan cincin emas yang diambil dari tubuh Romawi yang tewas dan meletakkannya pintu masuk gedung Senat Kartago.
Namun, Senat menolak untuk berdamai dan sekutu terdekat Roma, orang-orang di Italia tengah, tetap setia. Oleh karena itu, Hannibal mendukung strategi yang lebih besar untuk membuat Roma kehilangan kekuatan. Di musim dingin, ia melancarkan serangan diplomatik, dan pada 215 dia mendapatkan sebuah aliansi dengan raja Philip V dari Makedonia . Syracuse menjadi Kartago sekutu dalam 214.
Sementara itu, Roma medapatkan kembali kepercayaannya. Hannibal mencoba untuk mengulangi lagi seperti Cumae dan Putioli akan tetapi tidak berhasil gagal. Hannibal menyadari ada masalah dan memutuskan bahwa ia harus meninggalkan serangan di Italia tengah. Dia telah di Italia selama hampir empat tahun, dan pasukannya masih membutuhkan bantuan. Karena itu, ia mengalihkan perhatiannya ke Italia selatan, di mana ia menguasai Tarentum dan beberapa pelabuhan lain (213), memfasilitasi pasokan tentara baru dari Makedonia dan Kartago. Roma membalas ini dengan membangun aliansi dengan kota-kota Yunani di Aetolia; Liga Aetolian memulai perang melawan Makedonia. Walaupun Kartago mengirimkan pasukan ke Sisilia , Hannibal sendiri tidak pernah cukup mendapatkan bantuan[7].
Pada tahun 212, Roma mampu mengambil inisiatif lagi dan mulai memotong suplai kekuatan Hannibal. Pertama, Roma mengirim pasukan untuk merebut kembali Syracuse dan Capua. Syracuse kembali memasuki aliansi Romawi. Pengepungan Capua berlangsung untuk waktu yang lama dan sepertinya berakhir dengan kegagalan, tetapi Hannibal sadar bahwa pasukannya tidak akan dapat menahannya. Karena itu ia mencoba untuk memaksa musuh-musuhnya untuk meningkatkan pengepungan mereka dengan serangan pengalih di Roma sendiri. Dia berkemah di depan dinding Roma , tapi Roma tahu kota mereka tidak bisa diambil. Mereka melanjutkan pengepungan Capua, dan mampu merebutnya pada 211.
Perlahan-lahan, Roma mendorong Hannibal selatan. Pada tahun 209, mereka merebut kembali Tarentum. Hannibal menyadari situasi menjadi sulit dan pemerintahnya tidak mau risiko dengan mengirim tentara tambahan. Oleh karena itu, Hannibal memutuskan untuk meminta bantuan dari saudaranya Hasdrubal , yang masih memimpin pasukan Iberia. Kali ini, Roma tidak terkejut oleh invasi Kartago di Alpen: Hasdrubal dikalahkan di sungai Metaurus sebelum ia bisa menghubungi saudaranya (207).
Romawi mengejarnya hingga turun di Italia selatan, tetapi Hannibal mampu melanjutkan semacam perang gerilya di 'ujung' dari Italia. Sementara itu, Roma menaklukkan Iberia. Namun, seorang komandan muda, Publius Cornelius Scipio, mengambil ibukota Kartago dari Iberia, Cartagena, terkejut dan membawa perang ke akhir yang baik di 206.. Setelah beberapa saat, Scipio dikirim ke Sisilia dan di Mediterania. Ia menemukan sekutu dalam raja Numidian Massinissa , dan menyerang Kartago sendiri. Berbeda dengan Senat Romawi, yang tidak panik ketika Roma diserang oleh Hannibal, pemerintah Kartago itu kecewa dan menyerahkan kekuatan. 
Kemunduran Hannibal
Pertempuran yang menentukan dari Perang Phunisia Kedua, berkat kerja keras Romawi, yang tidak berjuang di tanah Italia, tapi di Afrika. Setelah keterlibatan beberapa pendahuluan, tentara Scipio dan Hannibal bentrok di Zama (19 Oktober 202). Hannibal mencoba mengulangi taktik Cannae, tetapi Scipio telah memiliki kavaleri lebih baik dari empat belas tahun sebelumnya. Segera saja Scipio mengatur pasukannya dan menyiapkan taktik. Ketika ia mendengar Hannibal akan sudah tiba di pegunungan Alpen, ia merasa inilah saat yang tepat untuk menghancurkan Hannibal. Ia menghambat jalur komunikasi Hannibal dengan Phunisia, dan bersiap menghancurkan serangan laut kebih dahulu.
Hannibal yang telah melewati pegunungan Alpen, berharap Romawi lengah. Sebab ia tahu pasukan lautnya telah menyerang, dan ketika Romawi sibuk dengan serangan itu, ia siap menyerang dari belakang. Tapi ia tak tahu siapa komandan baru Romawi, dan ia lebih tak tahu lagi apa yang telah terjadi dengan pasukan lautnya. Dengan penuh keyakinan ia maju, dan kaget ketika pasukan Romawi telah menunggunya. Pasukannya yang lelah setelah menyebrangi pegunungan Alpen pun hancur lebur di tangan Scipio. Dan ia kalah. Tapi yang lebih terluka adalah hatinya. Tak pernah bisa memenangkan pertempuran ini.
Hannibal dan Kartago dikalahkan. Hannibal melarikan diri ke Kartago, dimana dia menyarankan negosiasi. Pada 201, damai ditandatangani:. Roma menuntut armada Kartago, pengakuan penaklukan Romawi di Iberia, dan ganti rugi tidak kurang dari 10.000 bakat, harus dibayar dengan angsuran tahunan lima puluh. Hannibal terpaksa mengundurkan diri sebagai jenderal.
Perekonomian Kartago hancur dan 196 orang Kartago Hannibal memilih sebagai suffete . Dalam kapasitas ini, Hannibal mempromosikan demokrasi moderat, mereorganisasi pendapatan, dan mengambil langkah-langkah untuk merangsang pertanian dan perdagangan. Namun, reformasi konstitusi terpotong sayap aristokrasi mendarat; anggotanya informasi Senat Romawi rencana Hannibal untuk sekutu Kartago dengan Seleukus Kekaisaran (yaitu, Turki, Suriah, Palestina, Irak dan Iran), mereka menyarankan bahwa Hannibal ingin menyerang Italia kedua kalinya, jika hanya Seleukus raja Antiochus III yang Agung memberinya tentara. Tidak diketahui apakah tuduhan ini benar, tetapi ketika Roma mengirimkan komisi penyelidikan, Hannibal melarikan diri ke Antiokhia , ibukota Kekaisaran Seleukus. Dia telah berkuasa selama kurang dari setahun. Rumahnya hancur[8].
Pada tahun-tahun, baik Roma dan raja Seleukus menunjukkan minat di Yunani dan Macedonia. Roma mengalahkan raja Philip Kedua Perang Macedonia (200-197), dan tiba-tiba teringat pasukan mereka - meninggalkan Yunani terlindungi terhadap invasi Seleukus). Antiokhus yang menelan umpan dan menginvasi Yunani (192. Dalam Perang Suriah , Hannibal disarankan Antiokhus untuk menyerang Italia. Sangat mudah untuk menebak siapa yang menjadi komandan pasukan ekspedisi. Sebaliknya, dia diberi perintah angkatan laut kecil, ia dikalahkan dalam pertempuran laut off Side oleh sekutu Rhodes maritim Roma (190).
Roma ditimbulkan atas kekalahan yang menghancurkan musuh di dekat Magnesia, dan Antiokhus harus menerima bahwa apa yang sekarang Turki akan ditambahkan ke kerajaan kecil Pergamon, sekutu Romawi (Perdamaian Apamea, 188). Salah satu gubernur Seleukus merdeka: namanya Artaxias dan dia menyatakan dirinya sebagai raja Greater Armenia. Hannibal, yang hidupnya dalam bahaya ketika ia tetap di pengadilan Suriah, tinggal dengan Artaxias, yang mengikuti saran untuk membangun sebuah ibukota baru, Artaxata (Yerevan modern).
Kemudian, Hannibal harus melarikan diri lagi: kali ini, ia menemukan perlindungan di istana raja Prusias I Bitinia, yang ia mendukung dalam perang melawan raja Pergamene Eumenes II Soter . Sebagai seorang laksamana, maka Kartago merayakan kemenangan terakhir, mengalahkan armada Pergamene (184).
Ia pulang ke Kartago dengan membawa sejumlah laporan. Perjalanan 15 tahunnya hanya membawa kekalahan baru. Namun, Roma campur tangan dalam menyokong Pergamon, dan Hannibal meracuni dirinya sendiri untuk menghindari ekstradisi (musim dingin 183/182). Tapi disisi lain Scipio mempersiapkan pukulan terakhir bagi Phunisia. Maka Phunisia yang mentalnya sedang lemah karena kekalahan pasukannya dengan mudah dihancurleburkan Romawi. Dan Phunisia pun perlahan lenyap dari muka bumi. Dan Hannibal hanya bisa menangisi kekalahannya.
Tapi namanya tak pernah benar-benar lenyap. Keberaniannya, kepeloporannya sebagai yang pertama membawa pasukan besar melintasi pegunungan Alpen selalu dikenang sejarah. Dan kekalahan tak selalu membuat pelakunya tak diingat sejarah. Bukan kemenangan yang akan diingat, tetapi usaha pencapaian ini. Sejarah tak selalu dipenuhi nama pemenang, tetapi mereka yang melakukan sesuatu yang luar biasa bagi peradaban ini.


[1] Sumobroto, Sugiharjo. 1989. Sejarah Peradaban Barat Klasik dari Pra Sejarah Hingga Runtuhnya Romawi. Yogyakarta :Liberty. Halaman  41
[2] Ibid hal 41
[3] Knoles, Geoerge H. 1960.  Readings In Western Civilizations 3rd Edition, , New York : Jd Lippincot Company hal 238

[4] Hursey, C. World Civilizations, New York :WW Norton & Company hal 239

[5] Hursey, C. World Civilizations, New York :WW Norton & Company hal 240

[6] Hursey, C. World Civilizations, New York :WW Norton & Company hal 241

[7] Kuiper, Katleen ( ed ) . Ancient Rome,  From Romulus and Remus to The Visigoth Invasion,  New York :Britannica Educational Publishing hal 41
[8] Kuiper, Katleen ( ed ) . Ancient Rome,  From Romulus and Remus to The Visigoth Invasion,  New York :Britannica Educational Publishing hal 42

Raden Mas Soerjopranoto , Raja Pemogokan dari Yogyakarta

Soerjopranoto salah satu pahlawan nasional yang hidup pada masa pergerakan Indonesia. Beliau adalah putra Paku Alam ke-3 dan kakak dari Ki Hadjar Dewantara. Nama Soerjopranoto memang tidak setenar nama Soekarno, Semaun, Agus Salim dan sederet pahlawan yang lain, namun sejarah membuktikan bahwa beliau termasuk tokoh pergerakan nasional yang sangat berpengaruh terutama dikalangan grassroot (buruh).
Latar Belakang Sosial
Soerjopranoto dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 11 Januari tahun 1871 sebagai putera tertua dari Kanjeng Pangeran Haryo Soerjaningrat putra sulung Sri Paku Alam III ( yang tidak dapat menjadi Paku Alam IV karena buta . Soerjopranoto, sebagai anak bangsawan, termasuk golongan pribumi yang kedudukannya "disamakan" dengan kalangan bangsa Eropa. Dengan statusnya itulah ia bisa masuk Sekolah Rendah Eropa atau Europeesche Lagere School (ELS). Setamat dari ELS, Soerjopranoto mengambil Klein Ambtenaren Cursus atau Kursus Pegawai Rendah, yang kurang lebih setingkat dengan Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) yang sekarang setara dengan SMP. Istri beliau bernama Djauharin Insjiah putri almarhum Kyai haji Abdussakur, Penghulu (Landraad) Agama Islam, dari Karanganyar Banyumas, telah wafat terlebih dahulu dalam tahun 1951 pada usia 67 tahun. Sewaktu wafat Soerjopranoto meninggalkan sepuluh orang anak, tujuh putra, tiga putri dan tiga puluh dua cucu.
Kiprah dalam dunia Pergerakan
Pada tahun 1900, Soerjopranoto mendirikan sebuah organisasi bernama Mardi Kaskaya. Sebagian besar pengurus organisasi ini adalah kerabat Pakualaman. Mardi Kaskaya kurang lebih mirip sebuah koperasi simpan-pinjam. Sehubungan dengan keberadaan Mardi Kaskaya, ruang gerak rentenir semakin berkurang.. Akibatnya, konflik terbuka sering terjadi. Insiden-insiden tersebut dianggap oleh pejabat kolonial sebagai gangguan ketentraman umum Oleh karena itulah pejabat kolonial "menyekolahkan" Soerjopranoto ke MLS (Middelbare Landbouw School = Sekolah Menengah Pertanian) di Bogor untuk menetralisir keadaan.
Pada akhir tahun 1901, Soerjopranoto mendirikan sebuah klub pertemuan dengan nama Societeit Sutrohardjo. Klub ini kurang lebih merupakan sebuah perpustakaan yang sangat sederhana. Dalam klub ini, orang bisa membaca berbagai bacaan, seperti surat kabar dan majalah.
Pada tahun 1907 ayahnya menugaskan dia mengurus adiknya Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) masuk Sekolah Dokter Stovia di Jakarta ia menitipkan surat pada adiknya dengan ajakan atas nama pemuda masyarakat dan pelajar Bogor kepada student Stovia untuk mendirikan perkumpulan "Pirukunan Jawi" yang boleh dianggap sebagai voorloper (pendahulu) dari ide mendirikan "Boedi Oetomo". Tapi ajakannya itu gagal, karena tidak mendapat tanggapan.
Pada tahun 1908 beliau menggabungkan diri pada perkumpulan Boedi Oetomo. Dalam waktu singkat beliau diangkat menjadi Sekretasis Pengurus Besar Boedi Oetomo berkedudukan di Yogyakarta (periode setelah Dwidjosewojo). Namun karena kurang puas dengan pergerakan Boedi Oetomo yang tidak bersifat kerakyatan dan tidak revolusioner, beliau minta diri keluar setelah usul beliau untuk mendinamisir menjadi pergerakan rakyat ditolak.
Melalui aktifitas ceramah-ceramah/diskusi-diskusi tentang soal-soal kemasyarakatan dan pergerakan yang dilakukan oleh beliau menstimulus munculnya Yong Islamieten Bond dengan ketuanya Sjamsuridjal yang tidak lain adalah adik bungsu dari ibu Soerjopranoto, yang dikemudian hari menjadi walikota (Gubernur) pertama Jakarta.
Pada tahun 1912-1932 Beliau masuk Partai Sarekat Islam dan karena keaktifannya segera menjadi anggota Pucuk Pimpinan. Begitu aktif, tangkas dan beraninya, sehingga beliau menduduki tempat sebagai pembantu Tjokroaminoto yang utama. Soerjopranoto menjadi orang kedua di dalam partai. Dalam kursus-kursus partai yang secara periodik diselenggarakan di Jalan Kepatihan Paku Alaman Yogyakarta, beliau menjadi salah satu instrukturnya
Dalam Kongres SI di Surabaya tahun 1919 Soerjopranoto mengemukakan, bahwa kemenangan kelas dan menjadikan alat-alat produksi menjadi milik umum, tidak harus dicapai dengan aksi bersenjata tapi bisa secara moral, protes-protes, dan jika perlu dengan "pemogokan", kesemua itu harus dilakukan secara serentak. Soerjopranoto dikemudian hari memimpin suatu pemogokan umum dikalangan kaum pekerja pabrik-pabrik gula yang bergabung dalam Sarekat buruh pertama yang didirikan di Indonesia pada tahun 1917 P.F.B. ( Personeel Fabrieks Bond) di jawa Tengah dan Jawa Timur. Pemogokan yang pertama terjadi pada tanggal 20 Agustus 1920 di pabrik gula madu Kismo. Dengan perbuatan ini Soerjopranoto melaksanakan teori pada prakteknya. Pemogokan ini begitu luas dan hebat sehingga oleh " De Express" beliau disebut "De stakings Koning" (Raja Pemogokan). Aksi ini bertujuan untuk melawan P.E.B. (Politiek Economische Bond) dibawah pimpinan Engelenberg dan Brugers (kumpulannya Tuan-Tuan Pabrik).
Sesuai dengan rencana perjuangan SI maka didirikanlah perhimpunan-perhimpunan buruh. Program ini menjadi tanggung jawab Soerjopranoto dan ia pun menjadi pemimpin :
1. Opium-regie Bond
2. Perserikatan Personeel Pandhuis Bond (P.P.P.B) mulai periode Sosrokardono.
3. Personeel Fabrieks Bond (P.F.B) yang dalam tahun 1912 mengadakan pemogokan atas modal gula di onderneming-onderneming Belanda.
4. Persatuan Pergerakan Kaum Buruh (P.P.K.B), mulai dari Abdul Noeis, Semaoen dan H. Agus Salim. Ini organisasi gabungan dari 22 Sarekat Buruh.
5. Redaksi "Fajar" kemudian "Mustika" (sesudah H. Agus Salim) kemudian juga Redaksi "Pahlawan", (Kaderblad dari Opium-regie Bond) dan "Suara Berkelahi" (Kaderblad dari P.P.K.B).
Selama menjadi orang partai Sarekat Islam beliau pernah masuk penjara sampai tiga kali karena spreek-delict dan tak terhitung lagi pembredelan dan pembeslahan atas hasil tulisan-tulisannya. Sekali ia dipenjarakan di Malang (1923-3 bulan), kedua di Semarang (1926-6 bulan) dan ketiga kalinya di Bandung(Sukamiskin) selama 16 bulan (1933), dengan peringatan untuk keempat kalinya akan diganjar 4 x 16 bulan.
Pada era 1932 sampai dengan 1936, ironis sekali bahwa Soerjopranoto yang ikut membesarkan SI melalui berbagai krisis pada tahun 1933 malah diskors bersama dr. Soekiman Wirjosandjojo oleh Tjokroaminoto dan Salim karena membongkar korupsi. Tenaga dan pikirannya terutama dicurahkan untuk kemajuan P.P.P.B, Opium Regir Bond, dan sekolah Adhi Dharma Institut (didirikan tahun 1917 di Yogyakarta, dulu cabangnya di Malang, Surabaya, dan Magelang serta Kotaraja). Antara tahun 1933 dan 1935 masuk dipenjara Sukamiskin karena pers delict berhubung dengan tulisan-tulisannya dalam buku ensiklopedia yang ditulis secara jelas sederhana untuk rakyat jelata tetapi sifat isinya mencela pedas dan menggugat kejahatan Kapitalisme dan Kolonialisme dengan maksud supaya cepat meluas menggugah hati rakyat memberikan diri dalam menuntut akan hak-haknya.
Karena kesehatannya banyak sekali terganggu, sepulangdari Sukamiskin dan kekuatannya sudah mengurang kerena tambah tua, maka beliau terpaksa membatasi diri dalam lapangan partai Islam Indonesia untuk lebih mencurahkan tenaga-pikirannya duna kemajuan sekolah Adhi Dharma. Institut juga memberi kursus-kursus sore dan malam tentang ilmu pengetahuan umum (ketata-negaraan,sejarah,ekonomi,etnologi,geografi) pada orang-orang tua dan pemuda-pemuda yang kurang mampu membiayai pelajarannya tapi mempunyai kecerdasan untuk hasrat yang lebih maju. Maksud beliau ialah untuk mendapatkan pengalaman guna mendirikan Universitas bagi rakyat lapisan bawah. Akan tetapi kena rintangan onderwijsverbod (yang dicabut kembali dengan perantara tuan Gobius advisuer van Inlandse zaken).
Pada era 1942 sampai dengan 1945, karena sekolah Adhi Dharma di zaman Jepang dibubarkan dan partai-partai dilarang maka beliau kemudian menjadi guru (sampai 1947) di "Taman Siswa" yang didirikan adiknya Ki Hajar Dewantara, juga untuk menghindari tugas-tugas dari pemerintah pendudukan Jepang. Dalam masa ini beliau juga menjadi anggota Cuo Sangi In (semacam D.P.A).
Sumber :
Drs. Suratmin, 1982. Raden Mas Suryopranoto. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Takashi Shiraishi, 1997. Zaman Bergerak :Radikalisme Rakyat di Jawa 1912 1926. Jakarta : Grafiti Pers

TJOKROAMINOTO DAN OBSESI PERSATUANNYA

Pemikiran Tjokroaminoto tentang persatuan setidaknya mampu menjadi inspirasi bagi murid murid beliau semacam Soekarno, Semaun bahkan SM Kartosuwiryo, tiga tokoh besar yang memiliki pandangan berbeda.Tjokroaminoto memang tokoh besar dalam politik di awal abad ini. Sepak terjangnya dalam pergerakan Nasional lewat Sareket Islam membawa dampak besar bagi perjalanan sejarah negeri ini. Beliau telah membangkitkan kesadaran anak bangsa akan hak haknya sekaligus menimbulkan perlawanan terhadapa kaum penjajah.
Rakyat yang tertindas oleh penjajah kolonial Belanda secara ekonomi dan politik telah mengusik pemikiran dan hatinya. Tjokroaminoto pun ‘mengejawantahkan’ kegundahan hatinya melalui statemen, “Negara dan bangsa kita tidak akan mencapai kehidupan yang adil dan makmur, pergaulan hidup yang aman dan tenteram selama ajaran-ajaran Islam belum dapat berlaku atau dilakukan menjadi hukum dalam negara kita, sekalipun sudah merdeka. Beliau juga mengatakan bahwa saat itu telah terjadi Jahiliah modern. “Kalau alat-alat pemerintah RI yang memegang tampuk kekuasaan pemerintahan, baik pihak pejabat sampai bawahan, sudah tidak takut lagi kepada hukuman Allah, yakinlah negara akan rusak dan hancur dengan sendirinya. Sebab, segala perbuatan jahat, korupsi, penipuan, suap dan sebagainya yang secara terang-terangan merugikan negara, dilakukan dengan aman oleh mereka; rakyat yang menjadi korban.

Apa yang disampaikan oleh Tjokroaminoto tampak jelas bahwa syariah Islam dijadikan sebagai landasan pikiran, perasaan dan hatinya. Tjokroaminoto juga menyatakan, “Tidak bisa manusia menjadi utama yang sesungguhnya, tidak bisa manusia menjadi besar dan mulia dalam arti kata yang sebenarnya, tidak bisa ia menjadi berani dengan keberanian yang suci dan utama, kalau ada banyak barang yang ditakuti dan disembahnya. Keutamaan, kebesaran, kemuliaan dan keberanian yang sedemikian itu hanyalah bisa tercipta karena ‘tauhid’ saja. Tegasnya menetapkan lahir batin: tidak ada sesembahan melainkan Allah saja.
Menyimak pemikiran Tjokroaminoto , harus dirujuk bagaimana awal dari pengaruh yang didapat. Dimulai dari pengaruh Pan Islamisme dari Jamaluddin Al Afghani yang menjadikannya seorang modernis Islam yang menggunakan alam pikiran modern sebagai kerangka berpikir dan pisau analisa dalam mengupas ajaran ajaran Islam. Dr A.P.E Korver berpendapat Tjokroaminoto adalah seorang modernis Islam yang mempelajari agamanya dari sumber sumber kedua , yakni buku buku berbahasa Inggris dan Belanda. Hal ini terlihat karena kelemahannya dalam bahasa Arab dan konsep pemikirannya yang tidak mengacu pada literature Islam Klasik. Disimpulkan pula bahwa pendidikan agamanya bukan diperoleh dari pesantren yang menekankan fiqh, tetapi dari menekankan pada segi kemasyarakatan dengan analisa berfikir ala Barat.
Memang pada awalnya sulit menentukan penelusuran dari pemikiran Tjokroaminoto. Salah satu sumber yang bisa dipakai adalah buku karangan beliau yang berjudul Islam dan Sosialisme . Buku ini ditulis ketika Sarekat Islam mulai disusupi komunis, karena seperti dari isinya lebih cenderung kepada menjelaskan unsure unsure sosialisme dalam Islam yang telah ada sejak dulu. Sesungguhnya, ia mencoba mengeksplorasi pondasi-pondasi dasar kemanusiaan dalam Islam dengan tekanan-tekanan revolusioner. Ia tidak berhenti pada wacana, tapi sudah masuk pada aksi yang dilakukan secara massif dengan kekuatan-kekuatan revolusioner. Islam adalah agama praksis, yaitu sebuah ajaran yang menggerakkan umat manusia untuk memperjuangkan keadilan dan kemanusiaan di muka bumi. Islam bukanlah lembaran-lembaran ayat yang dibaca setiap hari tanpa meberikan makna yang berarti bagi perbaikan kondisi sosial. Sejarah kehidupan Nabi Muhamad telah menunjukkan bahwa Islam adalah agama perjuangan, yaitu dengan jalan menghalau berbagai kekuatan kapitalis yang mengeksploitasi masyarakat Mekkah pada saat itu.
Bagi Tjokroaminoto, Islam merupakan pengikat yang kuat bagi persatuan bangsa. Akan tetapi belum ada rasa persatuan kebangsaan antara suku suku di Indonesia. Islam dipilih sebagai pemersatu, karena jelas di Indonesia tidak ada yang mau dipandang bukan orang Islam, meskipun sedikit sekali pengetahuan tentang agamanya. Pentingnya persatuan ini, digambarkan sebagai sebuah langkah pertama dalam mewujudkan suatu “ natie “. Perlahan lahan akan dicapainya sebuah jalan evolusi yang bertujuan agar orang Indonesia punya kesempatan untuk menentukan jalan pemerintahan dan diberi hak untuk mengemukakan suara dalam masalah politik.
Cita cita persatuan ini dipegang teguh oleh Tjokroaminoto hingga akhir hidupnya. Ini pula yang menyebabkan perpecahan dalam gerakan yang dipimpinnnya. Karena ketidaktegasan dalam hal hal yang pirinsip seperti persoalan sesuai tidaknya komunisme dengan Islam dan nasionalisme. Keinginan akan persatuan yang begitu besar terkadang menjadi boomerang. Beliau terlihat berusaha menyesuaikan dengan lingkungan demi persatuan, sampai menyebut dirinya sendiri seorang komunis. Hal ini menimbulkan banyak kekecewaan di kalangan pendampingnya, Abdul Moeis salah satunya, yang akhirnya mundur dari Sarekat Islam. Sarekat Islam sendiri pada akhirnya terpecah menjadi 2, yaitu Sarekat Islam Putih dan Sarekat Islam Merah. Pengaruh Marxisme sendiri membuat Tjokroaminoto kewalahan. Akhirnya Cita cita persatuan yang digaungkan sejak lama, perlahan lahan terkikis oleh perbedaan antara golongan Islam dan Sosialis.