Sekedar share pengalaman pribadi
sebagai jobseeker sekaligus pengangguran yang hidupnya terlunta lunta dari satu
jobfair ke jobfair lain. Mungkin pertanyaan diatas agak janggal kalau yang
mengucapkan itu saya atau kita yang belum mapan secara financial, kalau menurut
istilah film Punk In Love adalah swasembada. Namanya manusia, apalagi
pengangguran, begitu mendengar kata jobfair pasti senangnya bukan main.
Bayangannya pasti tinggal siapin CV, lamaran, dipanggil, psikotest, interview
dan tanda tangan kontrak. Wajar. Manusiawi. Tidak ada bedanya. Semua Sama.
Tanggal 12 Juni 2013, di Gedung
Mandala Bakti Wanitatama, diadakan jobfair oleh Disnakertrans Yogyakarta.
Alhamdulillah, ada seorang sahabat baik yang mengajak saya kesana. Biasalah,
sebagai jobseeker, khayalan mulai muncul begitu sampai disana. Bayangan yang
muluk muluk mulai beterbangan. Singkatnya, sampai disana, bersama seseorang
yang jangan disebut namanya, ini rahasia saya dan dia, mulailah kami
berkeliling gedung Balai Shinta, tempat Jobfair. Selidik punya selidik, usut
punya usut, lelah juga, sementara sahabat saya yang satu itu bergerak lincah di
sela keramaian mencari job vacancy yang tersedia, saya sibuk memperhatikan
sekitar. Bukan takut ilang, bukan cari mangsa, sekedar iseng saja.
Iseng itu ternyata ada
manfaatnya. Di stand sebelah, sebuah perusahaan investasi yang kelihatan
lumayan terkenal dan elit, dan lumayan ramai pengunjung. Ada seorang mas mas
penjaga stan yang lumayan rapi dan necis dengan panjang lebar menerangkan
jobdesk dan beberapa hal kepada jobseeker lain. Bukannya berniat menguping,
memang jarak saya lumayan dekat dengan mereka.
Mbak : (reka ulang percakapan
oleh saya sendiri tanpa mengurangi isi) jadi ini sebenarnya halal ga sih mas?
Mas : (jawabannya jelas saya
dengar) lha kamu mau cari uang atau mau cari pahala??
Mas dan mbak : (dua duanya
tertawa pelan, dan selanjutnya focus saya sudah tidak tertuju pada mereka)
Saya tidak ingin membahas tentang
investasinya itu halal atau haram, karena jelas berdasar apa yang telah saya
pelajari sebelum menulis ini, investasi dari perusahaan tersebut adalah halal.
Yang saya garis bawahi, adalah ”MAU CARI UANG ATAU CARI PAHALA? . .. .
UANG ATAU PAHALA, uang atau
pahala, kita kerja cari uang atau cari pahala, uang bukan segalanya, tapi
segalanya butuh uang. Sama saja. Orang bisa hidup tanpa pahala, tapi tanpa
uang?. Bisa, tapi sengsara.
Maka ketetapan saya berubah sejak
itu, saya harus cari uang ya cari pahala, meskipun itu berarti berat dan harus
selektif memilih. Banyak pekerjaan yang menjanjikan uang berlimpah, tapi
memiliki konsekuensi menjadikan tiap gram daging yang tumbuh dari makanan dari
uang tersebut menjadi tidak barokah. Saya juga tidak mau anak anak saya nanti
tumbuh dengan uang yang tidak barokah, paling tidak di masa yang serba tidak
jelas, pandangan tentang masa depan sudah diwujudkan.
Bismillahirrohmanirrohiim.
Bismillahirrohmanirrohiim.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar