Kamis, 13 Juni 2013

Mau cari uang atau mau cari pahala?



Sekedar share pengalaman pribadi sebagai jobseeker sekaligus pengangguran yang hidupnya terlunta lunta dari satu jobfair ke jobfair lain. Mungkin pertanyaan diatas agak janggal kalau yang mengucapkan itu saya atau kita yang belum mapan secara financial, kalau menurut istilah film Punk In Love adalah swasembada. Namanya manusia, apalagi pengangguran, begitu mendengar kata jobfair pasti senangnya bukan main. Bayangannya pasti tinggal siapin CV, lamaran, dipanggil, psikotest, interview dan tanda tangan kontrak. Wajar. Manusiawi. Tidak ada bedanya. Semua Sama. 

Tanggal 12 Juni 2013, di Gedung Mandala Bakti Wanitatama, diadakan jobfair oleh Disnakertrans Yogyakarta. Alhamdulillah, ada seorang sahabat baik yang mengajak saya kesana. Biasalah, sebagai jobseeker, khayalan mulai muncul begitu sampai disana. Bayangan yang muluk muluk mulai beterbangan. Singkatnya, sampai disana, bersama seseorang yang jangan disebut namanya, ini rahasia saya dan dia, mulailah kami berkeliling gedung Balai Shinta, tempat Jobfair. Selidik punya selidik, usut punya usut, lelah juga, sementara sahabat saya yang satu itu bergerak lincah di sela keramaian mencari job vacancy yang tersedia, saya sibuk memperhatikan sekitar. Bukan takut ilang, bukan cari mangsa, sekedar iseng saja.

Iseng itu ternyata ada manfaatnya. Di stand sebelah, sebuah perusahaan investasi yang kelihatan lumayan terkenal dan elit, dan lumayan ramai pengunjung. Ada seorang mas mas penjaga stan yang lumayan rapi dan necis dengan panjang lebar menerangkan jobdesk dan beberapa hal kepada jobseeker lain. Bukannya berniat menguping, memang jarak saya lumayan dekat dengan mereka.

Mbak : (reka ulang percakapan oleh saya sendiri tanpa mengurangi isi) jadi ini sebenarnya halal ga sih mas?
Mas : (jawabannya jelas saya dengar) lha kamu mau cari uang atau mau cari pahala??
Mas dan mbak : (dua duanya tertawa pelan, dan selanjutnya focus saya sudah tidak tertuju pada mereka)

Saya tidak ingin membahas tentang investasinya itu halal atau haram, karena jelas berdasar apa yang telah saya pelajari sebelum menulis ini, investasi dari perusahaan tersebut adalah halal. Yang saya garis bawahi, adalah ”MAU CARI UANG ATAU CARI PAHALA? . .. . 

UANG ATAU PAHALA, uang atau pahala, kita kerja cari uang atau cari pahala, uang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Sama saja. Orang bisa hidup tanpa pahala, tapi tanpa uang?. Bisa, tapi sengsara.

Maka ketetapan saya berubah sejak itu, saya harus cari uang ya cari pahala, meskipun itu berarti berat dan harus selektif memilih. Banyak pekerjaan yang menjanjikan uang berlimpah, tapi memiliki konsekuensi menjadikan tiap gram daging yang tumbuh dari makanan dari uang tersebut menjadi tidak barokah. Saya juga tidak mau anak anak saya nanti tumbuh dengan uang yang tidak barokah, paling tidak di masa yang serba tidak jelas, pandangan tentang masa depan sudah diwujudkan.
Bismillahirrohmanirrohiim.

PS:  Berdoa semoga musafir satu ini mendapatkan kesempatan menjadi musafir sesungguhnya, menjadi Musafir yang membawa petunjuk . .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar