Maju Bersama
Mencerdaskan Bangsa : Sarjana Mendidik di daerah Terdepan, Terluar dan
Tertinggal (SM3T) tahun 2013. Penempatan Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur
bersama dengan 47 pejuang pendidikan yang anti mainstream.
Banyak orang takut kepada sesuatu
yang belum diketahui, belum dijalani dan belum terjadi , mereka ini yang tidak
berani menghadapi kenyataan. Saya, adalah satu dari sekian kecil orang yang
berupaya menentang itu. Bersama dengan 3000 anak muda negeri ini, kami
bepergian jauh ke pelosok negeri ini
dari ujung Aceh sampai ke Papua, dari Sabang sampai Merauke, dari ujung Talaud,
sampai Miangas. Atas nama pengabdian atas nama keikhlasan, semua ini bisa
dilakukan. Satu tahun mungkin bukan waktu lama, setidaknya kami sudah melakukan
aksi nyata daripada mereka yang hanya berpikir tanpa bertindak, mereka yang
berbicara tanpa beraksi.
Kabupaten Ngada ini semacam
Tawangmangu tapi dalam versi tahun 1950an dimana air dan listrik masih langka,
begitu saja kira kira. Jarak Purworejo ke Bajawa, Ngada itu menurut Google Maps
1515 km dengan waktu tempuh jalan kaki 220 jam, dengan asumsi 475 belokan. Jarak
Purworejo ke Bajawa, Ngada itu menurut Google Maps 1595 km dengan waktu tempuh
naik mobil 53 jam dengan asumsi 135 belokan. Bayangkan saja apa yang saya dan
47 teman akan hadapi dalam satu tahun
kedepan. Mungkin dua tiga hari ini akan jadi hari yang paling menyenangkan
untuk dijalani sekaligus paling berat dilewatkan.
Bagi diri pribadi saya sendiri, anggap
saja konsekuensi menyandang nama Musafir itu tidak mudah dijalankan. Malu juga lah kalau menyandang nama Musafir tetapi belum pernah menjelajahi
Indonesia yang tercinta ini. Meskipun disana tak ada bahu untuk bersandar, tak
ada jemari untuk digenggam, tetapi ada semangat dari anak anak muda SM3T yang bersama mengentaskan kebodohan.
Daripada banyak orang berkoar koar tentang mengisi kemerdekaan di TV, lebih
baik disegerakan dengan sesuatu yang nyata. Que Sera Sera alias Apa Yang
Terjadi, Terjadilah alias Kun Fayakun.
Beberapa mungkin merasa keberatan
atas apa yang akan dijumpai disana, tapi percayalah. Sesuatu yang belum kamu
tahu tak pantas ditakuti, apalagi dihindari. Mungkin karena masih muda ada
banyak pertimbangan ini itu yang akan dihadapi. Masalah klasikal adalah doa
restu orang tua. Ini penting karena kita akan jauh dari keluarga. Yang kedua
adalah masalah asmara. Biasalah namanya juga anak muda, sedang gencar gencarnya
menarik perhatian lawan jenis, kalau jauh dari peradaban, harus bagaimana. Rata
rata sebelumnya bagi yang sudah berpasangan pasti sudah memiliki komitmen yang
jelas. Masalah ada pada mereka yang hanya sekedar memiliki pasangan atau belum
memiliki pasangan, maka siap siaplah mendapat banyak masalah terutama yang
berhubungan dengan hati.
Sebuah harapan
seorang peserta SM3T yang masih lajang mungkin bisa diilustrasikan begini :
"Untuk Perempuan" ku
kelak, jangan memaksakan apa yang menjadi keinginanmu, pesanku, jangan lupakan
Tuhan dan aku. "Untuk Perempuan" ku kelak, waktu tak akan kembali,
selalu ingat ada waktu dimana kebersamaan denganku dan buah hatimu takkan
terganti. Gusti Allah begitu adil, Dia memberikan perpisahan kecil di awal agar
kami berdua terbiasa dan menerima perpisahan sesungguhnya sekarang. Para Pecinta Durjana yang mulai sadar skenario
perpisahan dari Nya dulu terasa ringan dijalani sekarang. Seperti perpisahan tak layak disesali, jika
ada kemungkinan pertemuan kembali. mungkin cara Tuhan membuat kamu menjauh
sebelum aku pergi agar kita tak lagi merasakan beratnya perpisahan tiba tiba.
The fact that you have a partner is much valuable than gold.
Masih belum ada yang bisa
meladeni celotehan mawut tentang politik tai kucing, sejarah dunia, selera
musik & film yang absurd, MU &Running Man. Masih belum ada pula yang
mengimbangi kegilaan atas hal hal yang tak dipikirkan orang, ketertarikan atas
sesuatu yang tragic dan ironic. Masih belum ada yang ketemu asik saat ngomongin
sastra, bola, sejarah, konspirasi, politik, Kpop dan masa depan. Masih belum
ada pula seorang wanita yang bersedia menambahkan namaku dibelakang namanya,
serta berbagi kartu keluarga bersama.
Purworejo, pertengahan September 2013, diantara kegilaan dan
keabsurdan pikiran.