Kamis, 15 November 2012

Petunjuk (dalam menikmati) Cinta Sebelah Tangan

Tanpa sengaja ketika menonton sebuah drama Korea berjudul A Gentlemans Dignity, saya menemukan sebuah tips menarik. Diceritakan tokoh utama wanita yang sekian lama memendam cinta sepihak kepada orang lain, akhirnya menerima cinta dari tokoh utama pria yang ternyata juga memendam cinta sepihak kepada sang wanita. Sang pria memberikan syarat kepada sang wanita agar bisa menikmati cinta sepihak yang sama sama mereka rasakan. Syaratnya agaklumayan lucu dan pada akhirnya memang dilakukan oleh sang wanita demi cinta sepihak yang mulai diperjuangkan.

Petunjuk cinta sebelah tangan :
  1. Pikirkan aku sepanjang hari, tanpa makan dan tidur.
  2. Jika aku tak menjawab teleponmu atau membalas sms mu, terlukalah dan merasa gelisah.
  3. Beradalah di sekitar kantor atau rumahku, sambil berharap kau akan melihatku.
  4. Ketika kau melihatku, tetap berada di kejauhan dan lihat aku dengan penuh perhatian.
  5. Ketika aku bicara dengan wanita lain, cemburulah, seolah olah kau ingin menabrak mobil orang itu.
  6. Kau harus mengumpulkan foto kelulusan ku dari SD sampai SMA, dan selipkan didompetmu.
  7. Datanglah ke rumahku tanpa memberitahu terlebih dahulu, sehingga aku akan tergugah.

Sabtu, 27 Oktober 2012

Yang pertama kau sesali, sesungguhnya akan kau syukuri di hari nanti. . . .


Pernahkah kita berfikir, Tuhan begitu tidak adil dalam hidup kita. Jika kita pernah berfikir seperti itu, sadarlah dan renungilah lagi darimana kita mendapatkan pemikiran seperti itu. Bodoh dan sangat bodoh sampai begitu tega kita berfikiran picik. Ada beberapa bagian dalam hidup yang kita rasa berat, tapi yakinlah itu akan terasa meringankan kehidupan kita nantinya. Masalah itulah yang membuat kita dewasa, membuat kita berfikir, nikmat tuhan yang  manakah yang telah kita dustakan.

Sebuah kisah singkat tentang saya sebagai manusia biasa, pernah pula berfikir Tuhan tidak adil dalam hidup saya. Mulai sajalah kisahnya, singkat kata saya menjalin hubungan dengan seorang wanita selama 2 tahun. 2 tahun bukanlah waktu yang singkat dalam hubungan lawan jenis. Mulanya saya berfikir dia, sebut saja E adalah wanita yang tepat. Banyak perbedaan antara kami dan beberapa merupakan perbedaan yang sangat mendasar. Suatu kali saya temukan E ternyata menjalin hubungan dengan teman saya P.  Dan bukan hanya sekali dua kali itu dilakukan. Terakhir kali, teman akrab saya, AS ternyata juga melakukan hal yang sama dengan E. Tentu ini membuat saya marah dan emosi berkepanjangan. Disela ketidakpastian itu, muncul AN seorang wanita yang mampu membuat saya nyaman. Maka berakhirlah hubungan saya dengan E.

Jangan dikira kisah ini berhenti sampai disini. AN yang ternyata juga masih bermasalah dengan pacar terdahulunya lalu meninggalkan saya dengan tiba tiba. Sementara E mulai berulah, sahabat saya mulai didekatinya, total dua orang lagi. ES dan N kemudian menjadi pasangannnya. ES hanya bertahan beberapa bulan sementara dengan N masih sampai sekarang. Entah apa yang ada dipikiran E, mungkin dia menderita suatu obsesi yang berkepanjangan sehingga terus menerus berusaha membuat saya hidup tidak nyaman. Saya yang hampir frustasi lalu sempat menyalahkan Tuhan dengan keadaan seperti tadi. Memang saya bukanlah seseorang yang taat beribadah malah bisa dibilang begitu jauh dari Tuhan. Bisakah seseorang yang tak pernah mengingat Tuhan lalu tiba tiba menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi pada hidupnya??

Sekali lagi saya dekat dengan seorang wanita, D, yang mengenalkan saya pada sebuah hobi baru yang bertahan hingga kini, Korean wave. Mungkin karena saya yang terlalu lama melakukan pendekatan atau mungkin ada sesuatu yang salah, proses ini hanya terhenti pada batasan pertemanan. Sebagai manusia biasa wajar bagi saya untuk kecewa setelah semua yang terjadi. Belum lagi berbagai masalah yang ditimbulkan setelahnya. Hem, yang belum saya ceritakan adalah sesuatu yang saya syukuri hingga sekarang dari masalah yang terjadi.

  1. Setiap orang bisa mengkhianati kita tak peduli siapapun itu. Ketika pasangan mengkhianati kita maka bersyukurlah, Tuhan menunjukkan bahwa dia bukan orang yang menjadi jodoh kita. Sekali lagi bersyukurlah. Ketika sahabat mengkhianati kita maka bersyukurlah sekali lagi, Tuhan memberitahu kita bahwa orang itu bukan sahabat kita, tetapi Cuma orang yang memanfaatkan kita tanpa disadari sebelumnya.
  2.  Setiap kejadian buruk, pasti membawa hikmah baik disaat ini. Ambil kejadian ketika saya mengetahui E dan AS punya affair. Begitu down yang saya rasakan sehingga saya menarik diri dan menyepi. Apa yang saya dapatkan?? Sebuah ide cemerlang tentang judul dan bahan bahan skripsi yang saya  temukan tanpa sengaja di perpustakaan tempat saya menyepi. Bayangkan jika hal itu tidak terjadi, mungkin sampai sekarang saya masih kebingungan mengerjakan skripsi.
  3. Kekurangan kita terlihat dari perlakuan orang lain ke kita, perbaikilah. Sikap orang lain merupakan cerminan sifat kita. Wajar jika setiap orang punya kekurangan. Hanya saja perbedaannya ada pada mereka yang mau memperbaiki dan mereka yang apatis.
  4. Tuhan mengganti kebahagian yang terambil dari kita. Hal sepele yang kita rasakan dalam kehidupan sebenarnya merupakan kumpulan dari nikmat Tuhan. Dalam kesendirian saya, banyak  yang bertanya, kenapa tumben saya betah sendiri begitu lama?. Cobalah difikir, apakah saya benar benar sendiri?? Masih ada teman, sahabat, saudara bahkan kenalan yang meramaikan hidup saya, jadi, saya tak pernah sepenuhnya sendiri.
  5.  Cobalah menekuni apa yang membuatmu bahagia. Banyak yang bilang, laki laki tidak pantas jika menyukai hal yang berbau korea. But, why the say that? Itu hanya perkataan orang yang belum tahu apa yang kamu sukai. Tiap orang punya kesukaan yang berbeda beda dan itu bergantung selera. Nikmatilah apa yang membuatmu bahagia.
  6. Yang terakhir, pantaskah orang yang tak pernah mengingat Tuhan kemudian berkata hidup ini tak adil Tuhan?? Ingatlah Tuhanmu, Dekatkan dirimu padaNya, Pertebal keimananmu, dan rasakan nikmat yang telah Tuhan berikan. Mereka yang pernah begitu jauh dari Tuhan, ketika sudah merasakan begitu besar kuasa Tuhan, akan menjadi lebih dekat kepada Tuhannya.

Minggu, 24 Juni 2012

Rumah Masa Kecil bagian pertama

Tak ada yang akan mengira rumah berdinding papan di pinggir jalan itu pernah jadi tempat paling nyaman menghabiskan masa kecil. Sejak usia dua atau tiga tahun, rumah itu jadi tempat mengasah langkah langkah pertama didunia. Sederhana saja, rumahnya bercat hijau, entah dari awalnya dan seingatku memang selalu seperti itu. Didepan agak ke samping kanan, sebuah pohon mangga, yang sampai dewasa aku berusaha memeluk batangnya, kedua tanganku tak pernah sampai karena besarnya. Disebelah kanan rumah, tepat dibawah pohon mangga, ada sebuah bengkel las karbit milik seorang lelaki tua hebat yang sekarang sudah tiada. Mungkin akan jadi bahan cerita di lain waktu.

Rumah itu , Cuma punya satu tetangga, ya memang satu satunya, karena depan berbatasan dengan jalan raya, sementara belakang dan sekitarnya merupakan sawah. Tetangga rumah adalah sebuah keluarga dari tanah Sunda, punya usaha foto pertama dan satu satunya bagiku. Tempat itu memang jadi tempat keluarga perantauan, seperti keluargaku dan keluarga mereka. Satu yang ku ingat, sejak kecil sampai sekarang, tempat itu adalah tempat paling nyaman dengan segala kesederhanaannya.

Mudah untuk mendefinisikan seperti apa tingkah polah ku saat itu. Kecil dan bandel. Mungkin banyak yang terlupa, tapi katanya dulu sangatlah mudah membuatku menangis. Wajar, saat itu teman bermainku adalah mereka yang lebih tua, dan jarang ada anak kecil yang seumuran.  Nah depan jalan raya, ad tanggul saluran irigasi. Pintu airnya kami sebut pleret.  Tempat untuk mandi mandi dan berenang di saluran air, dengan sedikit aksi, bisa dilompati dari atas. Tidak dalam cuma 2 meter, tapi airnya tak pernah lebih dari 1,5 meter. Cukuplah bagi anak anak usia SD untuk menghabiskan waktu.

Namanya anak kecil, tidak lengkap rasanya kalau tidak bercerita tentang main, main dan main. Permainan favorit waktu itu bermacam macam. Bergantung musim istilahnya, ada gambar, bungkus rokok, dan berbagai mainan yang aneh, jika dibanding sekarang. Satu permainan yang paling menghebohkan adalah layangan. Musim layangan adalah musim dimana kita bisa berpanas ria, dengan sawah yang berlumpur dan sesekali menengok ke arah matahari, mencari angin. Ada lagi sebuah tempat yang sayang kalau tidak diceritakan. Sebuah gedung sekolah SMP yang sangat luas. Mungkin pagi hari itu bukan milik kami, tapi ingat saja, mulai jam 4 sampai 5.30, itu daerah teritorial kami. Permaian favorit adalah sepakbola, sebanding dengan petak umpet di kompleks sekolah yang luas. Yang sial adalah jika kami harus berjaga di depan tiang bendera, sementara yang lain bersembunyi di sekeliling sekolah yang begitu banyak spot spot asyik untuk uji nyali. Lebih sial lagi, kami sering iseng mengusili siapapun yang jaga, dengan cara memanjat pagar belakang sekolah dan pulang ke rumah sementara si anak yang ketiban sial, terus memutari kompleks sekolah mencari cari kami, sendirian.

Jumat, 20 April 2012

just laugh hard and forget about it. . . . dont ever recollect it, either. . .HAHA

dengarkan teman
dan ketika waktu membuat kita dewasa
seiring masa lama tak bersua
mungkin akan jadi cerita
jika semua mimpi dan kata
menjadi catatan dalam goresan tawa

mungkin 10 tahun lagi
kita bertemu kembali
kau akan bercerita
tentang anakmu yang masih bayi
tentang anakmu yang tumbuh gigi
tentang harga susu yang semakin
tinggi dan
tentang dia yang kau cintai

atau masa 20 tahun lagi
kau bercerita
tentang sekolah anakmu yang
masuk pagi
tentang pekerjaan yang kau
tekuni
dan tentang mimpi yang belum
terpenuhii

30 tahun lagi
kita disini
mungkin ada beberapa kawan yang mendahului pergi
itu semua tiada sebanding
dengan semua yang terlewati

40 tahun
adakah kita masih sanggup berdiri
dengan ragawi yang tak lagi
menjadi tumpuan
kita cuma bisa menangisi. . .
karena. . . .
nyatanya teman. . .

kita sudah terlalu lama
memendam cerita, teman. . . .

Minggu, 22 Januari 2012

even though I badly let me be myself, I'm proud, I’m happy !!!

Bahagia, sebuah kata yang diidamkan banyak orang. Bahagia berarti dalam keadaan atau perasaan senang  dan tenteram serta bebas dari hal yang menyusahkan. Yang jadi masalah, bagi tiap tiap manusia definisi mengenai hal yang meyusahkan , pastilah berbeda.  Abraham Maslow, pakarnya teori kebutuhan manusia, menjelaskan manusia memiliki tingkatan kebutuhan. Orang yang belum terpenuhi kebutuhan dasarnya akan mendefinisikan kesusahan sebagai kondisi  dimana ia kekurangan makanan, minuman, tidak punya rumah dan lain lain.  Lalu jika semua keadaan di atas sudah terpenuhi, akankah manusia menjadi bahagia? Ternyata tidak juga,  banyak dari manusia yang terlihat berkecukupan , namun mereka masih menemukan kekosongan jiwa.
Apa sebenarnya yang jadi masalah mereka yang jiwanya kosong? Bahagianya seseorang bergantung pada orientasi hidupnya, yaitu bisa berupa hal yang bersifat material, spiritual ataupun fungsi atau peran.  Nah disinilah letak perbedaannya, banyak manusia terlalu terpaku pada hal hal di luar diri kita dalam mencari kebahagiaan, bukan membenahi  orientasi kebahagiaan kita. Banyak yang menyikapi bahagia dengan persaingan dengan manusia lain, seperti bersaing dalam harta, jabatan dan popularitas. Bahkan persaingan ini seakan menjadi orientasi kehidupan, tanpa menyadari seharusnya bersyukur atas apa yang didapat.
Sekedar cerita tentang Nasruddin Hoya yang sekiranya pas bagi kehidupan kita.
Suatu hari , Nasruddin yang telah berjam jam mengorek halaman rumahnya yang penuh pasir, ditanya oleh  tetangganya . Sang tetangga rupanya merasa iba, melihat hari sudah semakin gelap dan apa yang dilakukan Nasruddin tak kunjung selesai.
“ Apa yang engkau cari wahai Nasruddin, ber jam jam engkau mengorek pasir dihalaman rumahmu?
“Sebatang Jarum milikku jatuh “ sahut Naruddin.
“ Jarumnya jatuh dimana?” Tanya sang tetangga.
“ Didalam rumah” jawab Nasruddin.
“ Kalau jatuh didalam , kenapa engkau mencarinya diluar??
“ Karena didalam rumah sangat gelap, dan diluar terang “ sahut Nasruddin tanpa rasa bersalah.

Nah, Begitulah kita, sering mencari kebahagiaan di luar diri kita, melalui harta, popularitas , jabatan ,dan persaingan dengan manusia lain. Padahal sumber kebahagiaan itu ada di dalam diri kita sendiri. Buat apa kita jauh jauh  mencari jika sumbernya ada didalam Hati!!


even though I badly let me be myself, I'm proud, I’m happy. . . . . .
biarpun aku jelek biarkanlah aku menjadi diriku sendiri, aku bangga, aku bahagia. . . .
(PATRICK STAR _ AKU BANGGA DAN AKU BAHAGIA!!! )

Selasa, 17 Januari 2012

Gusti Allah Kie Ora Sare , Lee. . .

Banyak orang berfikir dalam hidup mereka, sebenarnya apa yang diinginkan Tuhan sehingga mereka dihadapkan pada masalah yang begitu berat. Itu pula yang menjadi pertanyaan saya selama ini. Apa benar Tuhan itu tahu apa yang saya rasakan dari masalah masalah yang saya hadapi sekarang? Ataukah Tuhan sudah yakin, bahwa saya mampu menyelesaikan masalah itu?Sabar sejenak kawan, kita bisa menjawabnya satu persatu.Mulailah dengan mengkondisikan diri anda pada satu titik yang kita anggap sebagai zona wajar.

Zona wajar ini merupakan titik dimana kita merasa nyaman sampai batas kejenuhan tertentu. Batas kejenuhan ini yang seringkali diwujudkan dalam sikap manusia yang mengeluh, mempertanyakan keputusan Tuhan dan mulai berandai andai jika masalah itu tidak ada. Mengeluh, wajar bagi manusia, tapi wajarkah jika itu dilakukan tiap hari? Hanya orang yang bodoh yang mengeluh setiap hari, ini pendapat saya pribadi tentunya. Coba dibayangkan saja, berapa waktu anda yang terbuang hanya dengan 1 keluhan tiap hari.Mengeluh tak akan menyelesaikan masalah kawan, cuma menambah pikiran anda menjadi jenuh.

Mempertanyakan keputusan Tuhan adalah hal lain lagi. Semua yang kita jalani sekarang , ya merupakan keputusan Tuhan yang terbaik tanpa bisa disangkal lagi.Anda begitu teracuni pikirannya, sampai berani meragukan Yang Maha Tahu atas semua yang terjadi pada makhluqNya. Beranikanlah diri anda untuk menghadapi semua yang ada dihadapan anda. Keluarlah dari zona wajar, berusaha dan berupaya sampai batas kemampuan anda yang paling jauh. Tuhan selalu bisa membantu kita, dengan tanganNya ataupun perantara makhluq ciptaanNya.

Dari semua yang ada diatas, semuanya mengarah pada satu kesimpulan. Dunia memang penuh dengan ketidakadilan, kepalsuan, kebohongan dan tentu saja kemunafikan. Manusia sebagai Animal of Problematic, selama hidup tidak bisa lari dari masalah, kecuali sudah mati, itupun ada yang dikejar masalah hingga liang kubur. Masalah bukan sesuatu yang menakutkan untuk dihadapi. Karenanya manusia lebih dewasa dalam menjalani hidup. Seperti yang orang tua sering menasehatkan " Gusti Allah kie ora sare " atau Tuhan itu tidak pernah tidur. Tuhan selalu punya cara untuk membuat makhluqNya merasakan hidup dan menyelesaikan masalah. Atau seperti ungkapan dari Leon Tolstoy, " Tuhan tahu ,tapi menunggu". Tuhan tahu apa yang terjadi pada setiap makhluqNya, tapi untuk memberi petunjuk, ada upaya yang harus dilakukan umatNya. Bukan sekedar berpangku tangan dan berharap masalah selesai dengan sendirinya.

Cukup sampai disini saya berlagak layaknya M*rio T*guh. Dipikir pikir mudah bagi beliau untuk menasehati kita, tapi sulit untuk menjalaninya. Tetap semangat. . . Fighting!!!!!



Jumat, 13 Januari 2012

MUSLIM PATTANI, MINORITAS DI NEGERI GAJAH PUTIH

Secara historis Pattani yang terletak di selatan Thailand mungkin pernah menjadi wilayah nusantara pada zaman Sriwijaya ataupun Majapahit. Secara faktor sosial budaya, Pattani lebih condong ke arah melayu mengingat selain kesamaan bahasa dan budaya, masyarakat Pattani juga kebanyakan Muslim seperti penduduk Indonesia dan Malaysia. Ini kontras dengan kebanyakan warga Thailand yang menganut agama Budha sebagai agama negara. Suasana Pattani pun berbeda, budaya muslim begitu terasa. Kaum wanita mengenakan jilbab, sementara yang laki laku memakai kopiah putih dan memakai sarung. Tua muda berseliweran dengan berjalan kaki, naik motor tanpa helm, ataupun dengan angkutan umum. Penduduknya lebih banyak berkomunikasi dalam bahasa Melayu ketimbang bahasa Thai yang terdengar sengau. Namun, bahasa Melayu Pattani terdengar berbeda dibandingkan dengan Melayu serumpun di Indonesia, Malaysia, dan Brunei Darussalam. Perjalanan masyarakat Pattani sangatlah jauh berbeda dengan masyarakat Thailand kebanyakan. Pada mulanya Pattani adalah sebuah kerajaan Islam. Pada tahun 1457, daerah Pattani berpenduduk mayoritas Melayu Muslim. Mengutip buku Thailand 2007 yang diterbitkan pemerintah setempat, Provinsi Pattani memiliki penduduk mayoritas muslim. Bersama dengan Provinsi Songkhla, Yala, dan Narathiwat, keempatnya dijuluki sebagai Pattani Darussalam yang berarti gabungan dari empat provinsi mayoritas muslim di selatan Thailand .
Keadaan mulai berubah ketika Kerajaan Siam ( Thailand ) pada 1875 datang dan menguasai Pattani. Perkembangan selanjutnya ketika Inggris datang dan menguasai Semenanjung Malaka dan ini membuat sebuah perjanjian tentang pembagian kekuasaan. Wilayah Pattani tetap dikuasai Thailand, sedangkan Perlis dan daerah yang menjadi negara Malaysia sekarang dikuasai Inggris. Pattani yang secara etnis dan budaya berbeda dengan kebanyakan penduduk Thailand menjadi masalah tersendiri. Pada awalnya, meskipun terjadi pertentangan, tidak sampai membesar seperti sekarang ini. Thailand pada perkembangannya memberikan banyak diskriminasi kepada penduduk Muslim Pattani. Akibatnya tidak sedikit gelombang protes dan perlawanan kepada Pemerintah Thailand untuk menuntut perbaiakan dan persamaan hak bahkan untuk mendapatkan kemerdekaan.
Diskriminasi ini berwujud pada ketidak adilan dalam pembangunan dan pemerataan kemakmuran bagi masyarakat Pattani. Masyarakat Muslim Pattani sering diperlakukan tidak adil dalam berbagai bidang kehidupan. Pembangunan di Pattani tidaklah seperti wilayah Thailand lain. Keberadaan masyarakat yang berbeda membuat Thailand seperti setengah hati dalam menghidupi masyarakat Pattani. Bahkan secara eksplisit, masyarakat Pattani dibelenggu kebebasannya khususnya dengan pemberlakuan Undang Undang yang silih berganti semakin menambah penderitaan masyarakat Pattani, yaitu (1) Darurat Militer, (2) Darurat Sipil, dan (3) Undang-Undang Terorisme.
Perlawanan masyarakat Pattani dalam menuntut hak mereka memang baru berkembang setelah periode 90an. Masuknya gerakan fundamental yang membawa perjuangan menjadi lebih modern dan terorganisir. Akan tetapi perlu diingat peranan para ulama dan kaum terpelajar dalam perjuangan ini begitu penting. Ulama menjadikan pesantren sebagai basis penggemblengan akidah dan akhlaq kaum muda , yang menjadi dasar perjuangan muslim Pattani. Akibatnya bisa ditebak, dengan pembatasan akan kebebasan bagi masyarakat Pattani, malah menjadi penyemangat bagi mereka untuk maju. Keinginan untuk memiliki sebuah pemerintahan yang mengakomodir kepentingan kaum Muslim Pattani  menjadi sebuah masalah tersendiri bagi pemerintahan yang melabeli perlawanan Muslim Pattani dengan sebutan “ teroris “. Perkembangannya konflik saat ini membawa masyarakat Pattani pada perjuangan tanpa henti dengan dimotori para ulama.Ulama Pattani pun menjadi semacam rebutan bagi pemerintah Thailand untuk mencari simpati dan dukungan. Sehingga dalam golongan ulama Pattani sendiri terbagi bagi menjadi 3 kelompok yaitu yang mendukung perjuangan, mendukung pemerintah Thailand dan yang berada diantara keduanya.
Ulama yang pertama adalah ulama yang berjuang langsung mengangkat senjata. Di siang hari, mereka berprofesi sebagai pendidik, pengacara, pebisnis atau bahkan pengasuh pondok pesantren sekalipun. Namun pada malam hari mereka menenteng senjata dan terjun langsung ke medan pertempuran. Ciri-ciri gerakan ini adalah, mereka menitikberatkan pada doktrin yang mengandung pokok pokok perjuangan jihad. Mereka juga menolak pembangunan atau rencana pembangunan dari pemerintah Thailand yang mereka anggap sebagai kepanjangan dari bangsa Barat. Bagi mereka nasib muslim Pattani harus mereka perjuangkan sendiri dan bukan bergantung pada pemerintah Thailand.
Ulama yang kedua adalah ulama yang pro terhadap pemerintah Thailand. Pada dasarnya Thailand tidak membatasi kebebasan penduduknya dalam beragama, akan tetapi pada perkembangan selanjutnya ada berbagai ketidak adilan yang diterima kaum muslim di Thailand selatan. Ini bisa diakibatkan dengan tekanan dari berbagai pihak terutama kalangan politisi yang pro barat. Kelompok ulama yang merasa tidak mendapat tentangan dari pemerintah menjadi pendukung dari pemerintah Thailand. Mereka menjadi corong pemerintah dalam kebijakannya terkait kawasan Pattani. Pendirian mereka, Islam mengajarkan untuk menjunjung tinggi pemimpin suatu negeri, meskipun itu berbeda keyakinan, sehingga menghiondari konflik dengan pemerintah.
Sedangkan tipe yang ketiga adalah ulama yang menentang sesuatu yang dianggap berlebihan kepada kaum Muslim Pattani, tetapi bila ada kebijakan yang dirasa cukup menguntungkan bagi kepentingan bersama mereka akan menjadi pendukung dari pemerintah Thailand. Sebenarnya dalam perjuangannya ulama ulama di Pattani dilakukan dengan sembunyi sembunyi, mengingat banyaknya militer Thailand yang dikirim ke kawasan Pattani. Kawasan Pattani seolah olah menjadi daerah peperangan mengingat banyaknya personil militer yang dikerahkan. Bahkan di tiap jalan jalan utama selalu dipenuhi dengan pos pos penjagaan yang memeriksa setiap kendaraan yang melintas.
Meskipun secara umum situasi Pattani tampak tenang, tetapi seakan menjadi sebuah bom waktu yang siap meledakkan potensi konflik terbuka setiap saat. Masyarakat Pattani yang hidup dalam ketakutan ( mirip suasana Aceh yang agamis pada masa Daerah Operasi Militer ) oleh pengawasan dari militer Thailand. Kehidupan pun berjalan seperti penuh dengan kewaspadaan akan terjadi suatu peperangan. Diperlukan suatau dukungan bagi kedua pihak untuk mendapatkan apa yang selama ini menjadi tujuan sehingga membawa keadilan bagi kedua pihak yang bertikai.


Sumber terkait :
Majalah Sabili no 21 , 7 Mei 2009 “Hancurnya Pondok Kami” oleh Mahmudah Ahmadiah
Tempo no 39, 2 Januari 2008, “ Muslim Pattani, Sebuah Perjuangan” oleh Eko Setiawan
Arrahmah Media, 15 Oktober 2008 “ Ulama dalam Perjuangan Muslim Pattani”

Selasa, 10 Januari 2012

HANNIBAL BARCA ,PENAKLUK EROPA YANG TERLUPAKAN

Sekilas Hannibal Barca
Bangsa Phunisia, diperkirakan berasal dari Lembah sungai Nil, Eufrat dan Tigris. Tetapi ada juga yang menyebutkan bahwa Orang Phunisia berasal dari wilayah Suriah. Bangsa Phunisia dikenal sebagai pedagang dan pelaut yang ulung. Keberhasilan ini mendorong mereka melakukan kolonisasi, dariwilayah Mediterania Timur hingga Afrika dengan Kartago sebagai yang utama. Kartago adalah sebuah kota kuno di Afrika Utara, yakni di sisi timur Danau Tunis, sekarang dekat kota Tunis di Tunisia. Istilah Kartago juga digunakan untuk kawasan pengaruh dari peradaban Kartago pada masa lampau. Kartago didirikan sekitar abad ke 9 SM, masyarakat penyokong peradabannya adalah bangsa Phunisia yang menyebar dari daerah pesisir Asia Kecil (sekarang Lebanon), menyusuri pantai Afrika utara hingga ke Pulau Malta, Sisilia dan Sardinia. Kartago kemudian menjadi basis untuk mendirikan Kerajaan Kartago yang menguasai daerah Mediterania. Keberadaan Kartago menjadi ancaman bagi Republik Romawi di utara, tepatnya ItaliaKota ini kemudian menjadi kaya dan besar serta memiliki pengaruh yang kuat di Laut Tengah sampai dengan kehancurannya di Perang Punisia III. Meski demikian, Roma kemudian mendirikan kembali kota ini dan menjadikannya sebagai salah satu kota terpenting di Kerajaan Romawi sebelum kemudian kembali hancur untuk kedua kalinya[1].
Hannibal Barca (247 SM-183 SM) adalah seorang pemimpin militer di Perang Punisia Kedua dan seorang politisi, kelak dia juga bekerja di profesi yang lain, dia disebut-sebut sebagai salah satu dari pemimpin perang terhebat sepanjang sejarah. Dia hidup saat waktu tegang di Mediterania, ketika Romawi (lalu republik Romawi) membangun kekuatannya melewati kekuatan besar lain seperti Kartago, Macedonia, Syracuse, dan kerajaan Seleucid[2]. Dia adalah salah satu pemimpin Kartago yang paling terkenal. Pencapaiannya yang paling besar adalah ketika meletusnya Perang Phunisia, ketika dia membawa pasukan yang mengandung gajah perang dari Iberia melewati Pyrenees dan Alps sampai bagian utara Itali.
Bangsanya, Phunisia, adalah bangsa yang kaya, gagah perkasa. Menguasai laut tengah. Sebagai bangsa pedagang, mereka menjelajahi lautan, mengumpulkan kekayaan dan menguasai perdagangan di laut tengah yang makmur. Tapi diseberang lautan sana, ada sebuah bangsa yang sedang tumbuh. Mereka menerapkan demokrasi yang diadopsi dari Yunani, menjadi republik sebelum akhirnya ratusan tahun kemudian Augustus mencengkeram dan meminta dijadikan kaisar. Bangsa yang gagah perkasa ini memulai ekspansinya, menaklukkan wilayah sekitarnya. Roma berhasrat untuk menjadi yang nomor satu, penguasa disemua bidang. Dan itu tak bisa hanya dipenuhi dengan kuat saja tapi juga harus kaya. Dan dimasa itu, satu-satunya jalan untuk menjadi kaya adalah dengan menguasai perdagangan. Tapi disini sudah ada bangsa lain, Phunisia. Maka Romawi mengerahkan seluruh kekuatannya menyerang Kartago, ibukota Phunisia. Ini seperti pertaruhan terakhir. Siapa yang menang akan menjadi penguasa laut tengah. Dan Phunisia kalah. Kartago hancur lebur. Kekayaannya diambil paksa. Dan walaupun Kartago tak berakhir, seluruh dunia tahu siapa penguasa sesungguhnya
Selama invasinya di Italia, dia mengalahkan prajurit Romawi di beberapa pertempuran, termasuk yang di Sungai Trebia, Trasimene dan Cannae. Sesudah Cannae, kota terbesar di Itali yaitu Capua mengikuti Hannibal melalui penyebrangan dari Roma. Hannibal kekurangan perlengkapan yang dibutuhkan untuk menembus kota Roma yang sangat dipertahankan. Dia membangun prajurit di Italia lebih dari satu dekade sesudah itu, tidak pernah lupa kewajiban utamanya, tetapi tidak pernah bisa menekan perang sampai menghasilkan kepastian. Selama periode itu, prajurit Romawi kembali berkumpul. Invasi balasan dari Romawi di Afrika Utara memaksa dia untuk kembali ke Kartago, dimana dia dikalahkan di pertempuran Zama. Kekalahan itu memaksa Senat Kartago untuk mengirim dia ke pengasingan. Selama pengasingan ini, dia tinggal di Istana Seleucid, dimana dia bertindak sebagai penasihat militer Antiochus III saat perangnya melawan Romawi. Karena kekalahannya di pertarungan maritim, Hannibal melarikan diri lagi, kali ini ke Istana Bithynian. Ketika Romawi meminta dia menyerah, dia lebih memilih melakukan bunuh diri daripada setuju untuk menyerah[3] 
Kehidupan Hannibal
Hannibal adalah anak tertua dari Hamilcar Barca. Hamilcar menambahkan wilayah-wilayah baru  kerajaan Phunisia. Sejarawan Romawi Livy menyebutkan bahwa ayah Hannibal memaksa anaknya untuk berjanji meneruskan kebencian terhadap Roma. Ini mungkin sebuah pembenaran, tapi mungkin ada beberapa kebenaran dalam cerita: orang Kartago memiliki alasan yang sangat baik untuk membenci musuh-musuh mereka.
Ketika Hamilcar meninggal (229), Hannibal masih dianggap belum mampu meneruskan kekuasaan ayahnya, maka politikus Hasdrubal Fair , mengambil alih komando. Gubernur baru mencoba memperkuat  posisi Kartago dengan cara diplomatik, antara yang kawin campur antara Kartago dan Iberia. Hannibal dinikahkan dengan seorang putrid dari sana ,yang membuat pengaruhnya cukup kuat di Iberia..
Pada tahun 221, Hasdrubal dibunuh dan oleh para prajurit Kartago , Hannibal yang memiliki pengaruh di Iberia terpilih sebagai komandan mereka, Tahun berikutnya, ia dikepung Saguntum, sekutu Romawi.. Sejak Roma diduduki dengan tidak mampu untuk mendukung kota, Saguntum jatuh setelah blokade delapan bulan atas kota itu. Hal ini menimbulkan kontroversi karena sebelumnya telah ada perjanjian tentang Saguntum dan penyerangan Saguntum merupakan pelanggaran dari perjanjian antara Hasdrubal dan Republik Romawi. Masalah ini menjadi berlarut larut dan tidak terselesaikan dan menjadi awal perang Phunisia ke 2. Faktanya adalah, bagaimanapun, bahwa orang-orang Romawi merasa tersinggung, dan menuntut Hannibal untuk diekstradisi oleh pemerintah Kartago[4].
Hannibal merasa malu dan tidak dihargai. Kemenangannya dalam perang tidak dianggap. Bagaimanapun dia adalah jenderal Phunisia saat itu. Dan Hannibal pun bersumpah akan mengalahkan Romawi ditanahnya langsung dan mengembalikan kejayaan negeri Phunisia. Hannibal tahu dia tak akan menang jika berkonfrontasi langsung. Maka dia ingin mencoba menyerang dari dua arah. Dari laut dan dari darat. Dari laut langsung ke kota Roma, dan dari darat dari belakang punggung Romawi di daratan Eropa. Masalahnya Phunisia di benua Afrika dan Romawi di benua Eropa. Bagaimana peperangan ini bisa berlangsung? 
Peperangan dengan Roma
Hannibal membawa pasukannya menyeberangi selat Gilbratar dan mendarat di semenanjung Iberia yang tentu saja saat itu masih kosong tak berpenghuni. Kemudian Hannibal berkonsolidasi. Kebetulan di Iberia, kaya dengan pertambangan perak dan bijih besi. Maka perlahan-lahan ia bisa mengumpulkan kekayaan, memperkuat pasukannya dan memperluas kekuasaan Phunisia. Dari semenanjung Iberia, ia bergerak, berhasrat mencapai mimpinya untuk menguasai Romawi.
Ternyata disini ketangguhannya teruji. Kekuasaan Phunisia meluas. Ia tak terkalahkan. Namanya pun menjadi harum, ia sangat di puja di negeri asalnya. Di masa ketika kekayaan dan kekuatan dipandang lebih baik dari segalanya, maka sang pemenang pun akan terbang ke langit. Namanya tak cuma populer di Phunisia. Romawi sebagai musuhnya juga merasakan hal yang sama. Bedanya, disini namanya di sebut dengan penuh ketakutan. Sebab musuh yang mengancam tak hanya ada di ujung laut sana tetapi juga ada di belakang daratan. Maka para senator pun berunding mencoba mencari tahu apa yang harus dilakukan. Tak ada jalan lain, Hannibal harus dihentikan. Maka senator Scipio ditunjuk sebagai komandan Romawi[5].
Ketika masih ada pertentangan tentang nasibnya di Kartago, Hannibal terus memperluas wilayah dan kekuatan wilayah Kartago: maka ia menunjuk saudaranya Hasdrubal  sebagai komandan di Iberia, dan pada bulan Mei 218 ia menyeberangi sungai Ebro untuk menyelesaikan penaklukan Semenanjung Iberia .Setelah mendengar berita itu, Roma menyatakan Perang Phunisia Kedua dan dikirim bala bantuan ke Sisilia, di mana mereka bias memecahkan kekuatan Kartago dan bias menguasainya.
Hannibal memberhentikan pasukannya di Catalonia, dan memutuskan untuk meneruskan perang dengan sebuah cita cita menginvasi Italia. Dalam sebuah gerakan kilat, ia menyeberangi Pyrenees dengan 50.000 tentara infanteri, 9.000 kavaleri dan 37 gajah, dan berikutnya, ia menyeberangi sungai Rhône (di Arausio, modern Orange ), mengangkut gajah di seberang air di rakit besar. Dan dengan tekad yang kuat, melawan dinginnya salju  ia menyeberangi pegunungan Alpen. Pada bulan Oktober 218, 38.000 tentara dan 8.000 telah mencapai dataran sepanjang sungai Po di sekitar kota Turin Italia. Dataran sepanjang Po dihuni oleh Galia yang baru saja mengalami peperangan dengan Roma, dan dan bersedia berganbung dengan pasukan Hannibal
Bangsa Romawi menyadari bahaya yang mungkin ditimbulkan Hannibal dengan dukungan Galia menjadi pemberontakan, dan segera mengirim pasukan untuk mencegah hal ini,. Tetapi dalam keterlibatan kavaleri di sungai Ticinus (timur Turin), orang Kartago mengalahkan lawan Romawi. Segera, sekitar 14.000 Galia sukarela untuk bergabung dengan peperangan di bawah Hannibal. Berkat bantuan mereka, Hannibal meraih kemenangan kedua di sungai Trebia (Barat Piacenza modern), mengalahkan tentara Romawi yang telah dilengkapi dengan pasukan yang telah dikirim ke Sisilia awal tahun (Desember 218).
Pada awal musim semi 217, Hannibal meninggalkan kuartal musim dingin di Bologna, melintasi Apennines dan Etruria rusak (Tuscany modern).  Dalam peperangan, ia kehilangan mata (meskipun beberapa sejarawan mengklaim bahwa ia menderita opthalmia). Bangsa Romawi melakukan serangan balasan dengan kekuatan 25.000 orang, tetapi konsul dan pemimpin mereka , Gayus Flaminius, dikalahkan dan dibunuh dalam serangan antara bukit dan danau Trasimene[6] .
Pada 216, Romawi memutuskan waktu itu telah datang untuk memecahkan masalah dengan satu pertempuran besar. Tidak mengambil risiko, dua konsul mengirim tentara tidak kurang dari 80.000 orang, sementara itu tentara Hannibal dihitung sekitar 50.000 orang. Pada bulan Juli, Roma ditembaki tentara Kartago di lingkungan Cannae di pantai timur Italia; Strategi Hannibal sukses. Dia membiarkan pasukan Romawi menyerang ke tengah pasukaknnya, sementara perlahan pasukan kavaleri Kartago mengepung dari arah samping. Sehingga lama kelamaan pasukan Roma terkepung ditengah dan dengan mudah dihancurkan.
Sardinia memberontak; Capua menjadi ibukota Hannibal di Italia. Kakaknya Mago Barca dikirim ke Kartago untuk mengumumkan kemenangan ini. Dia membuat semua terkesan ketika ia menuangkan ratusan cincin emas yang diambil dari tubuh Romawi yang tewas dan meletakkannya pintu masuk gedung Senat Kartago.
Namun, Senat menolak untuk berdamai dan sekutu terdekat Roma, orang-orang di Italia tengah, tetap setia. Oleh karena itu, Hannibal mendukung strategi yang lebih besar untuk membuat Roma kehilangan kekuatan. Di musim dingin, ia melancarkan serangan diplomatik, dan pada 215 dia mendapatkan sebuah aliansi dengan raja Philip V dari Makedonia . Syracuse menjadi Kartago sekutu dalam 214.
Sementara itu, Roma medapatkan kembali kepercayaannya. Hannibal mencoba untuk mengulangi lagi seperti Cumae dan Putioli akan tetapi tidak berhasil gagal. Hannibal menyadari ada masalah dan memutuskan bahwa ia harus meninggalkan serangan di Italia tengah. Dia telah di Italia selama hampir empat tahun, dan pasukannya masih membutuhkan bantuan. Karena itu, ia mengalihkan perhatiannya ke Italia selatan, di mana ia menguasai Tarentum dan beberapa pelabuhan lain (213), memfasilitasi pasokan tentara baru dari Makedonia dan Kartago. Roma membalas ini dengan membangun aliansi dengan kota-kota Yunani di Aetolia; Liga Aetolian memulai perang melawan Makedonia. Walaupun Kartago mengirimkan pasukan ke Sisilia , Hannibal sendiri tidak pernah cukup mendapatkan bantuan[7].
Pada tahun 212, Roma mampu mengambil inisiatif lagi dan mulai memotong suplai kekuatan Hannibal. Pertama, Roma mengirim pasukan untuk merebut kembali Syracuse dan Capua. Syracuse kembali memasuki aliansi Romawi. Pengepungan Capua berlangsung untuk waktu yang lama dan sepertinya berakhir dengan kegagalan, tetapi Hannibal sadar bahwa pasukannya tidak akan dapat menahannya. Karena itu ia mencoba untuk memaksa musuh-musuhnya untuk meningkatkan pengepungan mereka dengan serangan pengalih di Roma sendiri. Dia berkemah di depan dinding Roma , tapi Roma tahu kota mereka tidak bisa diambil. Mereka melanjutkan pengepungan Capua, dan mampu merebutnya pada 211.
Perlahan-lahan, Roma mendorong Hannibal selatan. Pada tahun 209, mereka merebut kembali Tarentum. Hannibal menyadari situasi menjadi sulit dan pemerintahnya tidak mau risiko dengan mengirim tentara tambahan. Oleh karena itu, Hannibal memutuskan untuk meminta bantuan dari saudaranya Hasdrubal , yang masih memimpin pasukan Iberia. Kali ini, Roma tidak terkejut oleh invasi Kartago di Alpen: Hasdrubal dikalahkan di sungai Metaurus sebelum ia bisa menghubungi saudaranya (207).
Romawi mengejarnya hingga turun di Italia selatan, tetapi Hannibal mampu melanjutkan semacam perang gerilya di 'ujung' dari Italia. Sementara itu, Roma menaklukkan Iberia. Namun, seorang komandan muda, Publius Cornelius Scipio, mengambil ibukota Kartago dari Iberia, Cartagena, terkejut dan membawa perang ke akhir yang baik di 206.. Setelah beberapa saat, Scipio dikirim ke Sisilia dan di Mediterania. Ia menemukan sekutu dalam raja Numidian Massinissa , dan menyerang Kartago sendiri. Berbeda dengan Senat Romawi, yang tidak panik ketika Roma diserang oleh Hannibal, pemerintah Kartago itu kecewa dan menyerahkan kekuatan. 
Kemunduran Hannibal
Pertempuran yang menentukan dari Perang Phunisia Kedua, berkat kerja keras Romawi, yang tidak berjuang di tanah Italia, tapi di Afrika. Setelah keterlibatan beberapa pendahuluan, tentara Scipio dan Hannibal bentrok di Zama (19 Oktober 202). Hannibal mencoba mengulangi taktik Cannae, tetapi Scipio telah memiliki kavaleri lebih baik dari empat belas tahun sebelumnya. Segera saja Scipio mengatur pasukannya dan menyiapkan taktik. Ketika ia mendengar Hannibal akan sudah tiba di pegunungan Alpen, ia merasa inilah saat yang tepat untuk menghancurkan Hannibal. Ia menghambat jalur komunikasi Hannibal dengan Phunisia, dan bersiap menghancurkan serangan laut kebih dahulu.
Hannibal yang telah melewati pegunungan Alpen, berharap Romawi lengah. Sebab ia tahu pasukan lautnya telah menyerang, dan ketika Romawi sibuk dengan serangan itu, ia siap menyerang dari belakang. Tapi ia tak tahu siapa komandan baru Romawi, dan ia lebih tak tahu lagi apa yang telah terjadi dengan pasukan lautnya. Dengan penuh keyakinan ia maju, dan kaget ketika pasukan Romawi telah menunggunya. Pasukannya yang lelah setelah menyebrangi pegunungan Alpen pun hancur lebur di tangan Scipio. Dan ia kalah. Tapi yang lebih terluka adalah hatinya. Tak pernah bisa memenangkan pertempuran ini.
Hannibal dan Kartago dikalahkan. Hannibal melarikan diri ke Kartago, dimana dia menyarankan negosiasi. Pada 201, damai ditandatangani:. Roma menuntut armada Kartago, pengakuan penaklukan Romawi di Iberia, dan ganti rugi tidak kurang dari 10.000 bakat, harus dibayar dengan angsuran tahunan lima puluh. Hannibal terpaksa mengundurkan diri sebagai jenderal.
Perekonomian Kartago hancur dan 196 orang Kartago Hannibal memilih sebagai suffete . Dalam kapasitas ini, Hannibal mempromosikan demokrasi moderat, mereorganisasi pendapatan, dan mengambil langkah-langkah untuk merangsang pertanian dan perdagangan. Namun, reformasi konstitusi terpotong sayap aristokrasi mendarat; anggotanya informasi Senat Romawi rencana Hannibal untuk sekutu Kartago dengan Seleukus Kekaisaran (yaitu, Turki, Suriah, Palestina, Irak dan Iran), mereka menyarankan bahwa Hannibal ingin menyerang Italia kedua kalinya, jika hanya Seleukus raja Antiochus III yang Agung memberinya tentara. Tidak diketahui apakah tuduhan ini benar, tetapi ketika Roma mengirimkan komisi penyelidikan, Hannibal melarikan diri ke Antiokhia , ibukota Kekaisaran Seleukus. Dia telah berkuasa selama kurang dari setahun. Rumahnya hancur[8].
Pada tahun-tahun, baik Roma dan raja Seleukus menunjukkan minat di Yunani dan Macedonia. Roma mengalahkan raja Philip Kedua Perang Macedonia (200-197), dan tiba-tiba teringat pasukan mereka - meninggalkan Yunani terlindungi terhadap invasi Seleukus). Antiokhus yang menelan umpan dan menginvasi Yunani (192. Dalam Perang Suriah , Hannibal disarankan Antiokhus untuk menyerang Italia. Sangat mudah untuk menebak siapa yang menjadi komandan pasukan ekspedisi. Sebaliknya, dia diberi perintah angkatan laut kecil, ia dikalahkan dalam pertempuran laut off Side oleh sekutu Rhodes maritim Roma (190).
Roma ditimbulkan atas kekalahan yang menghancurkan musuh di dekat Magnesia, dan Antiokhus harus menerima bahwa apa yang sekarang Turki akan ditambahkan ke kerajaan kecil Pergamon, sekutu Romawi (Perdamaian Apamea, 188). Salah satu gubernur Seleukus merdeka: namanya Artaxias dan dia menyatakan dirinya sebagai raja Greater Armenia. Hannibal, yang hidupnya dalam bahaya ketika ia tetap di pengadilan Suriah, tinggal dengan Artaxias, yang mengikuti saran untuk membangun sebuah ibukota baru, Artaxata (Yerevan modern).
Kemudian, Hannibal harus melarikan diri lagi: kali ini, ia menemukan perlindungan di istana raja Prusias I Bitinia, yang ia mendukung dalam perang melawan raja Pergamene Eumenes II Soter . Sebagai seorang laksamana, maka Kartago merayakan kemenangan terakhir, mengalahkan armada Pergamene (184).
Ia pulang ke Kartago dengan membawa sejumlah laporan. Perjalanan 15 tahunnya hanya membawa kekalahan baru. Namun, Roma campur tangan dalam menyokong Pergamon, dan Hannibal meracuni dirinya sendiri untuk menghindari ekstradisi (musim dingin 183/182). Tapi disisi lain Scipio mempersiapkan pukulan terakhir bagi Phunisia. Maka Phunisia yang mentalnya sedang lemah karena kekalahan pasukannya dengan mudah dihancurleburkan Romawi. Dan Phunisia pun perlahan lenyap dari muka bumi. Dan Hannibal hanya bisa menangisi kekalahannya.
Tapi namanya tak pernah benar-benar lenyap. Keberaniannya, kepeloporannya sebagai yang pertama membawa pasukan besar melintasi pegunungan Alpen selalu dikenang sejarah. Dan kekalahan tak selalu membuat pelakunya tak diingat sejarah. Bukan kemenangan yang akan diingat, tetapi usaha pencapaian ini. Sejarah tak selalu dipenuhi nama pemenang, tetapi mereka yang melakukan sesuatu yang luar biasa bagi peradaban ini.


[1] Sumobroto, Sugiharjo. 1989. Sejarah Peradaban Barat Klasik dari Pra Sejarah Hingga Runtuhnya Romawi. Yogyakarta :Liberty. Halaman  41
[2] Ibid hal 41
[3] Knoles, Geoerge H. 1960.  Readings In Western Civilizations 3rd Edition, , New York : Jd Lippincot Company hal 238

[4] Hursey, C. World Civilizations, New York :WW Norton & Company hal 239

[5] Hursey, C. World Civilizations, New York :WW Norton & Company hal 240

[6] Hursey, C. World Civilizations, New York :WW Norton & Company hal 241

[7] Kuiper, Katleen ( ed ) . Ancient Rome,  From Romulus and Remus to The Visigoth Invasion,  New York :Britannica Educational Publishing hal 41
[8] Kuiper, Katleen ( ed ) . Ancient Rome,  From Romulus and Remus to The Visigoth Invasion,  New York :Britannica Educational Publishing hal 42