Sebuah jarak itu terkadang relatif, relatif karena
tergantung bagaimana orang yang menempuhnya itu merasakannya. Jarak puluhan
kilometer yang ditempuh secara berulang ulang, setiap hari, tentu rasanya akan
berbeda dengan jarak yang baru pertama kali dilalui. Kebiasaan dan suasana hati
juga merupakan hal yang berpengaruh. Terlepas dari semua itu, jarak adalah
sebuah angka yang menghubungkan, bukan dalam artian memisahkan dua tempat yang
berbeda.
Sebuah rasa yang sangat berbeda saya jalani disini. Tentang
arti dari sebuah jarak antara dua tempat. Tempat tinggal saya, berdasarkan
hitung hitungan ala google maps, ternyata hanya berjarak sekitar 37 km dari
kota Bajawa, dengan asumsi waktu perjalanan sekitar 51 menit. Tetapi dengan menggunakan asumsi waktu perjalanan
dengan kendaraan umum, dalam hal ini oto bemo semacam Guahirah dan Lawata,
perjalanan itu bisa menjadi hampir 2 Jam. Jalanan yang naik mendaki menuju
Bajawa dari Utaseko dan penuh belokan ini jadi pertimbangan selain dengan
status mobil sebagai kendaraan angkutan yang harus berhenti mencari penumpang.
Dan percayalah bahwa,
dulu ketika masih harus menempuh 2 jam tiap hari Jumat untuk berangkat kekota
jam 6 pagi, rasanya berbeda dengan sekarang ketika menggunakan sepeda motor.
Waktu 1 jam lebih sedikit yang terpakai, seakan seperti perjalanan menuju ujung
Flores, dengan sebuah keinginan agar tidak lekas sampai tujuan. Entah mengapa,
menikmati perjalanan disini, seperti sebuah kenikmatan tersendiri. Asumsi saya,
jarak 37 kilometer itu hanya hitung hitungan satelit, tidak melihat
pertimbangan kondisi alam disini, dan itu pula, yang membuat rasa sebuah
perjalanan, berbeda bagi mereka yang menempuhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar